Kampung Media Lengge Wawo, Sekretariat: Jalan Lintas Bima - Sape Km.17 Kompleks Lapangan Umum Desa Maria Utara Kecamatan Wawo Kabupaten Bima, Telepon: 0374-7000447. Bagi yang ingin mengirim Tulisan Berita atau Artikel hubungi Nomor HP: 081803884629/085338436666

Selasa, 03 September 2013

'Inge Ndai', Bahasa Asli Yang Mulai Tergusur


KM. LENGGE WAWO,- Sambori (dulunya masuk dalam wilayah kecamatan Wawo) dan sekitarnya adalah Bima lama yang memiliki keunikan tersendiri baik dari sisi sejarah maupun budayanya. Salah satunya adalah bahasa yang digunakan oleh masyarakatnya sehari hari. dan sangat istimewa karena bahasa tersebut masih digunakan sampai saat ini tampa campur baur dengan bahasa lain,khususnya bahasa Bima/Nggahi Mbojo.

Berdasarkan catatan sejarah perkembangannya Bahasa Bima dibagi dalam 2 kelompok yaitu :
1. Kelompok Bahasa lama meliputi ;

Bahasa Donggo, dipakai oleh masyarakat Donggo Ipa yang bermukim di pegunungan sebelah barat teluk Bima meliputi desa O’O, Kala, Mbawa, Palama, Padende, Kananta dan Doridungga.

Bahasa  INGE NDAI yang dituturkan  oleh masyarakat Donggo Ele yang bermukim di lereng Gunung Lambitu  Wawo Tengah) meliputi desa Tarlawi, Kuta, Sambori, Teta, Kaowa, dan Kaboro.

2. Kelompok Bahasa baru, yang biasa disebut dengan Nggahi Mbojo, digunakan oleh masyarakat umum di Bima dan berfungsi sebagai bahasa ibu. Khusus bagi masyarakat Sambori dan pemakai bahasa Bima lama lainnya , Bahasa Bima baru berfungsi sebagai pengantar komunikasi dengan orang lain di luar kalangan mereka. Sedangkan khusus untuk di kalangan mereka, Bahasa Sambori dan Donggo tetap digunakan sebagai alat komunikasi. (H. Abdullah Tayib, BA : Sejarah Bima Dana Mbojo Hal : 36)

Bahasa INGE NDAI menyebar di sejumlah kampung dan desa yang ada di gugusan pegunungan Lambitu di tenggara Kota Bima seperti di Desa Tarlawi, Kaboro, Teta, Sambori, Kadi (Kaowa) dan Kuta. Desa-desa ini masuk dalam wilayah kecamatan pemekaran Lambitu, kecuali Desa Tarlawi yang masuk dalam wilayah kecamatan Wawo karena jaraknya sekitar 7 KM dari Wawo.

Jika dicermati dari beberapa kata memiliki kesamaan dengan bahasa Bugis, Flores, Manggarai, Sumbawa, Melayu dan suku-suku lain di Indonesia. Misalnya Manasu dan Manu yang berarti memasak, sama dengan bahasa Bugis. Asu yang berarti anjing, sama dengan bahasa Manggarai dan Sumbawa. Mate yang berarti mati sama dengan Bahasa Sumbawa dan Bugis. Kemiri, Nangka juga sama dengan bahasa Melayu. Dan masih banyak kosa kata lainnya yang memiliki persamaan. Tapi pada sebagian besar kata-katanya memiliki kesamaan dengan Nggahi Mbojo / Bahasa Bima.(GALANK)

Berikut beberapa contoh bahasa Inge Ndai :

No
Sambori
Mbojo
Indonesia
1.
Manga
Ngaha
Makan
2.
Nono
Enu
Minum
3.
Pou
Fo’o
Mangga
4.
Hadu
Haju
Kayu
5.
Hudu
Hidi
Halaman Pekarangan
6.
Manasu
Mbako
Memasak
7.
Uta Moro
Uta Mbeca
Sayur
8.
Uta Mbohi
Uta Moti
Ikan Laut
9.
Kaliu
Ncai
Jalan
10.
Asa A’u
Ncai Uma
Pintu Rumah
11.
Kambau
Sahe
Kerbau
12.
Lako/Asu
Lako
Anjing
13
Diha
Riha
Dapur
14
Kari
Hari
Tertawa
15.
Wine
Siwe
Perempuan
16.
Kababu
Baju
Baju
17.
Pare
Fare
Padi
18.
Latu
Jago
Jagung
20.
Tu’a
Teka
Naik
21.
Purru
Londo
Turun
22.
Piri
Rata
Rata
23.
Po’o
Tuta
Kepala
24.
Lima
Rima
Tangan
25.
Langge
Edi
Kaki
26.
Paresa
Nuntu
Bicara
27.
Kanu
Kani
Pakaian
28
Manu
Janga
Ayam
29.
Kataba
Kapenta
Papan Kayu
30.
Wu’a
U’a
Pinang

0 komentar:

Posting Komentar