Kampung Media Lengge Wawo, Sekretariat: Jalan Lintas Bima - Sape Km.17 Kompleks Lapangan Umum Desa Maria Utara Kecamatan Wawo Kabupaten Bima, Telepon: 0374-7000447. Bagi yang ingin mengirim Tulisan Berita atau Artikel hubungi Nomor HP: 081803884629/085338436666

Jumat, 02 Mei 2014

Marsudi, Menunjukan Eksistensi Diantara Berbagai Keterbatasan


KM. LENGGE WAWO,-Berbicara kesenian diKabupaten Bima tak lengkap rasanya jika tidak menilik perkembangannya di Kecamatan Wawo, dengan kreatifitas anak mudanya yang banyak menghasilkan ragam kreasi seni yang inovatif tak salah jika kecamatan ini masuk ke dalam 8 besar kecamatn kreatif se – NTB. Hal ini tidak bisa dipungkiri dikarenakan banyaknya komunitas komunitas dan sanggar sanggar seni yang digalang oleh masyarakatnya  baik terbentuk secara independent maupun yang dibantu oleh pemerintah, di antaranya adalah Sanggar Seni La Diha, Sanggar seni Maruta, Komunitas Sampela Lengge Maria Wawo, Wadu Kajuji dan masih banyak lagi komunitas lainnya yang notabene bergerak dibidang seni dan budaya.
 Salah satu yang menarik adalah satu komunitas yang baru beberapa bulan terbentuk komunitas tersebut adalah komunitas ‘Marsudi’ yang merupakan singkatan dari komunitas Maria Sumpu Di (Maria ujung barat). Kumpulan dari beberapa seniman music  yang sebagian berdomisili di Maria merupakan embrio awal terbentuknya komunitas seniman ini, terbentuk sekitar bulan maret 2014 komunitas ini mulai mengadakan berbagai latihan latihan yang dipusatkan di ‘posko’ mereka yang berada di sebelah barat pasanggrahan Wawo.

Komunitas ini dijadikan ajang berekspresi bagi mereka mereka yang tidak memiliki wadah untuk berkretifitas dan berkarya. ‘’Komunitas Marsudi adalah salah satu media para calon maupun seniman yang sulit mendapatkan ruang untuk berekspresi bukan hanya dibidang seni music’’ tutur Har Marsudi kepada kru KM LENGGE ketika bertandang ke posko mereka.
                                  
Komunitas Marsudi memang terbuka untuk para seniman music, Komunitas Marsudi pun terbuka dengan berbagai format seni lainnya seperti seni lukis, seni vocal dan lainnya. Seni mainstream memang kerapkali menyisihkan kesempatan bagi mereka yang dianak tirikan oleh keadaan, Marsudi menjadi salah satu ruang kebebasan berekspresi yang selama ini membelenggu mereka.

Eksistensi mereka untuk saat ini memang masih disepelekan tapi untuk kedepan sepertinya komunitas ini akan memuat gebrakan baru karena seperti yang kami lihat selain secara independent berhasil membuat beberapa agenda kegiatan merekapun masih mengedepankan semangat kolektifitas oleh sebab itu anggota merekapun akan semakin bertambah, semoga komunitas ini berhasil menunjukan eksistensinya dimasyarakat dan menambah keahlian mereka untuk bekal dimasa depan (GALANK)

3 komentar: