Seminar bertajuk Menggali Nilai Kearifan Lokal Dalam Masyarakat Bima yang yang dihelat oleh Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga (Dikbudpora) Kabupaten Bima di Museum Asi Mbojo Kamis (14/10) menghasilkan sejumlah rumusan untuk ditindaklanjuti bagi upaya pelestarian nilai luhur budaya Bima.
Rumusan tersebut
merekomendasikan agar nilai-nilai kearifan lokal diimplementasikan melalui
peraturan Bupati tentang kearifan lokal. Disamping itu perlu sosialisasi nilai
kearifan lokal melalui berbagai media.
Seminar yang digelar
dalam rangkaian pameran literasi sejarah dan dipandu oleh Kabid Komunikasi
Publik Dinas Kominfo dan statistik Kabupaten Bima Suryadin S.S,. M.Si tersebut
menampilkan tiga orang narasumber yaitu Drs. H.Abdul Manaf MSH yang memaparkan
materi "Maja Labo Dahu dan Nggusu Waru Sebagai Pedoman Hidup"
dan Narasumber dari akademisi yang juga
Kepala Museum Samparaja Dewi Ratna Muchlisa M.Hum yang menyajikan topik Nilai
Kearifan Lokal Dalam Naskah Kuno Bima.
Narasumber lain yang juga dihadirkan yaitu Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT)
Museum Asi Mbojo Ruslan S.Sos
yang menyajikan Ragam Nilai
Kearifan Lokal Dalam tatanan
sosial masyarakat Bima.
"Ragam kearifan
lokal dalam masyarakat Bima tersebar dalam petuah, cerita rakyat, adat dan
tradisi masyarakat selama berabad abad lamanya. Ada banyak nilai kearifan yang
perlu digali untuk diimplementasikan dalam kontek kehidupan masyarakat Bima
saat ini". Papar Ketua Majelis Kebudayaan Mbojo (Makembo) ini.
Kadis Dikbudpora
Kabupaten Bima yang diwakili oleh Kepala Bidang Kebudayaan Bohri Rahman ST
dalam sambutannya mengatakan bahwa masyarakat Bima harus bangga dan bersyukur
karena memiliki kekayaan dan keragaman budaya.
Salah satunya Museum Asi Mbojo.
Namun demikian kita
menyadari bahwa akhir-akhir ini masih ada
masyarakat yang masih jauh dari nilai-nilai luhur dan tergerus nilai
luhur budaya Mbojo. "Inilah yang menjadi alasan untuk kembali menggali
nilai budaya untuk dirumuskan bersama sebagai bagai pijakan pokok-pokok pikiran
dalam membangun budaya Bima". Terang Bohri.
Menutup sambutannya,
Bohri mengharapkan adanya masukan dari para peserta seminar untuk dirumuskan
sebagai butir-butir yang akan dijabarkan. Disamping pada saat yang sama juga
mendorong subjek budaya seperti Duta Budaya Bima untuk berperan aktif dalam
menjembatani komunikasi. (KIM WAWO)
0 komentar:
Posting Komentar