Yayasan
Penguatan Partisipasi, Inisiatif, dan Kemitraan Masyarakat Indonesia
(YAPPIKA-Action Aid) melalui kerjasama dengan
Uni Eropa, Pemerintah Kabupaten
Bima dan Perkumpulan Solidaritas Untuk
Demokrasi (SOLUD) dalam kerangka kerja
Program Promosi Prakarsa Masyarakat Sipil untuk Pendidikan Inklusif dan
Berkualitas di Indonesia (Pro-InQluEd) dengan Senin (23/8) menggelar
Dialog Multipihak tingkat kabupaten Bima
di aula Hotel Lila Graha Kota Bima
Dialog Multipihak tersebut mengangkat tema,
“Menyusun Langkah Strategis Pemerintah Kabupaten Bima dalam Mengelola
Pendidikan Inklusi, Infrastruktur Sekolah, Pengelolaan Dapodik dan KIP/PIP,
peningkatan kualitas guru serta alokasi anggaran sekolah” ini ditujukan untuk
mendorong tata kelola sektor pendidikan
yang transparan, akuntabel dan
meningkatkan mutu pendidikan di Kabupaten Bima.
Secara
khusus Dialog mengundang Komisi Komisi IV DPRD Kabupaten Bima, Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga,
BAPPEDA, Dinas Sosial, Dinas Kominfostik, UPT Dikbudpora, Komunitas Sekolah dan SOLUD.
Pertemuan
ini menampilkan tiga orang narasumber yaitu Kepala Dinas Sosial Kabupaten Bima
Drs. Sirajudin AP. MM, Kepala Bidang Perencanaan Sosial dan Budaya Bappeda
Raani Wahyuni, ST, MT, M.Sc dan Dr. Juwaidin M.Pd (Dikbudpora)
Drs.
Sirajudin AP. MM memaparkan materi Program Indonesia Pintar (PIP) melalui
Program Keluarga Harapan (PKH) menjelaskan, data terpadu kesejahteraan sosial
atau di DTKS, Harus selalu mutakhir agar tepat sasaran. Dikatakannya, “Secara
mendasar, intervensi pemerintah untuk orang miskin/rentan miskin ditujukan agar
mendapatkan kehidupan yang layak, mulai dari ibu hamil dan usia anak dalam
kandungan sudah mendapat jaminan melalui kartu PKH dan BPJS gratis.
Kemudian
Usia SD-SMP-SMA dengan kartu KKS PKH dan KIP kemudian dilanjutkan dengan KIP
Kuliah. Demikian halnya bagi para penyandang disabilitas dan Lansia yang
ditanggung melalui PKH sehingga tidak ada alasan untuk tidak menjadi lebih baik
lagi dari sebelumnya dan membawa warga penerima manfaat keluar dari lingkaran
kemiskinan. Jika ada keluarga yang hari ini meski tapi belum masuk data
kesejahteraan sosial Maka itu bisa berkoordinasi dengan Dinas Sosial. Terang
Sirajudin.
Narasumber
lainnya, Raani Wahyuni, ST, MT, M.Sc mengungkapkan, para peserta sepakat membutuhkan
keberlanjutan dialog ini, bukan dialog yang pertama dan Terakhir. Hal
lainnya kata Raani, ada beberapa catatan
yang perlu garis bawahi dan bisa kita
carikan jalan keluarnya agar dialog ini tidak hanya menjadi lips service.
Disamping
itu, dialog ini penting agar bagaimana kita belajar dari pengalaman terdahulu untuk memperbaiki kualitas serta
menjadi role model bagi orang lain. Menutup paparannya, Raani
mengemukakan, Bappeda tetap berkomitmen
untuk mendorong pencapaian pendidikan inklusi di Kabupaten Bima”.
Sementara
itu, narasumber lainnya Dr. Juwaidin M.Pd mengungkapkan, untuk mendorong
akselerasi pendidikan inklusi di sekolah, kepala sekolah perlu menugaskan
secara khusus kepada guru untuk menangani anak berkebutuhan khusus.
Disamping
itu perlu dibangun komunikasi yang baik dengan orang tua anak, karena
pendidikan bukan hanya tanggung jawab sekolah tetapi juga merupakan tanggung
jawab orang tua. Selain aspek diatas,
yang paling penting adalah basis data yang benar agar bantuan dana kepada siswa
tepat sasaran”. Terangnya.
Koordinator Pro-InQluEd Bima Hersan Hadi mengatakan
YAPPIKA-ActionAid (YAA) bersama 3 (tiga) mitra, Lembaga Gemawan, Yayasan
Bahtera, Perkumpulan SOLUD, pada saat ini mengelola program untuk mendorong
pendidikan inklusif dan berkualitas dengan tujuan untuk mempromosikan tata
kelola dan akuntabilitas yang baik di sektor pendidikan dasar.
Ditambahkan
Hersan, Forum yang dihelat selama satu hari ini merupakan upaya membangun
dialog lintas pemangku hak dan pemangku
kepentingan terkait kualitas pendidikan dengan membahas hasil dialog kebijakan
berdasarkan hasil penyerapan aspirasi tingkat kecamatan untuk direncanakan
dalam penganggaran APBD.
Dengan
demikian, ke depan akan terwujud kesepakatan proses tentang kualitas pendidikan yang dijalankan dan
adanya anggaran yang pasti dan terarah guna menunjang pendidikan yang
berkualitas di kabupaten Bima. Tutup
Hersan. (KIM WAWO)
0 komentar:
Posting Komentar