KM
LENGGE,- Untuk
meningkatkan optimalisasi program PUGAR di Kabupaten Bima Senin, (23/11) Dinas
Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bima bekerjasama dengan Direktorat
Jenderal Pengelolaan Ruang Laut Kementerian Kelautan dan Perikanan RI
dengan menggandeng konsultan rencanaan PT Bumi Harmoni Indoguna melakukan
konsultasi publik penyusunan rencana induk (masterplan) dan detail
engineering design (DED) kawasan garam di Kabupaten Bima di aula kantor Bappeda
Kabupaten Bima.
konsultasi
publik ini secara khusus mengundang Camat dan para kepala desa di lokasi Pugar,
SKPD terkait dan anggota kelompok petani garam.
Kepala
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bima Ir. Hj. Nurma dalam laporannya
mengatakan bahwa konsultasi publik di Bima mencakup upaya pengembangan potensi
garam rakyat khususnya yang berada di pesisir Teluk Bima .
Hj.
Nurma mengungkapkan, "Berkaitan dengan adanya program ini dari
13 kecamatan pesisir yang ada telah diintervensi 6 kecamatan yang dimulai sejak
tahun 2011 sampai dengan 2014. Pola yang dilakukan adalah melalui bantuan
langsung masyarakat (BLM) ke rekening kelompok petani garam untuk pembelian
sarana produksi. Dukungan ini ditujukan untuk mendukung pencapaian
Swasembada garam nasional.
Sedangkan
pada tahun 2015 dukungan pugar ini akan difokuskan pada penataan infrastruktur
irigasi tambak dan Jalan ekonomi serta penyediaan terpal geo isolator.
Hj.
Nurma menjelaskan Penyusunan DED dimaksudkan agar bagaimana penataan wilayah
pembuatan garam khususnya di Teluk Bima dapat dikelola dengan baik. Untuk
mendukung upaya ini, Kementerian KKP melakukan penyusunan rencana induk (
masterplan) ini.
Selama
tiga bulan Tim konsultan telah bekerja keras untuk turun ke lapangan melakukan
identifikasi potensi dan fakta fakta pengelolaan garam di lapangan. Pada
kesempatan konsultasi ini diharapkan akan mendapatkan banyak masukan tentang
desain yang telah dibuat agar mencerminkan kebutuhan masyarakat dan juga sesuai
dengan persyaratan teknik yang telah ditetapkan. "Diharapkan para
stakeholder berperan aktif memberikan saran dan masukan bagi penyempurnaa DED
ini". Ungkapnya.
Pada
kesempatan tersebut Sekretaris Daerah Kabupaten Bima Drs. H.M. Taufik, HAK.
M.Si mengawali arahannya dengan menyampaikan ucapan terima kasih kepada
Kementrian Kelautan dan Perikanan RI yang telah memberikan dukungan optimal
dengan menghadirkan program Pugar sehingga cukup membantu para petani garam di
Kabupaten Bima .
Taufik
menambahkan, konsultasi publik DED ditujukan agar bagaimana ke depan petani dan
pemerintah dapat secara bersama sama merancang dan merumuskan secara bersama
tata kelola garam sehingga kualitasnya akan lebih ditingkatkan. Oleh
karena itu para petani yang bergabung dalam kelompok agar memahami dengan baik
maksud pembuatan DED ini". Mudah-mudahan dapat dihasilkan DED yang
baik dan melahirkan program
Terangnya.
Terangnya.
Selanjutnya
pada sesi diskusi, perwakilan Kementerian KKP Dinah Yunitawati, M. Eny. SC,memaparkan, KKP berharap
program Pugar dapat meningkatkan kesejahteraan kesejahteraan petani garam.
Dinah
menjelaskan di tingkat Pusat ada Komite Garam Nasional sebagai instansi lintas
kementerian baik dari Kementrian Perdagangan, Kementerian Perindustrian,
Kementerian PU, BMKG dan lain sebagainya.
Instansi
ini bekerja bersama memberikan solusi dalam hal tata kelola garam. Kementrian
Perdagangan misalnya berupaya bagaimana menstabilkan harga garam, sedangkan
Kementerian Perindustrian akan mendorong upaya untuk menyalurkan garam
berkualitas ke sejumlah industri yang ada.
Saat
ini sudah ada beberapa perusahaan yang berkomitmen untuk menampung garam rakyat
bila kualitasnya sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Selain 2
Kementerian tersebut kementerian PU juga akan mengimplementasikan pembangunan
infrastruktur seperti gudang, pembangunan jalan, irigasi tambak dan lain lain
sebagainya, sementara BMKG akan mendukung pasokan informasi yang berkaitan
dengan data iklim yang sangat bermanfaat bagi para petani garam.
Selain
Dinah, Konsultan IPB Ir. Budi Suyitno,M.Sc. dalam paparannya pada sesi diskusi
menyatakan kondisi garam nasional saat ini di satu sisi permintaan garam industri
dalam negeri sangat tinggi namun di sisi lain produksi petani garam masih
rendah dalam hal kualitas dan kuantitas hal ini bisa dilihat dari kebutuhan
4,01 juta ton dan yangng mampu dipenuhi oleh produksi garam dalam negeri yaitu
1, juta ton. Sisanya sebanyak 1,5 juta ton dipenuhi dari impor.
Budi
menjelaskan penyebab rendahnya produksi garam dalam negeri sebabkan oleh sistem
tata kelola air yang dipasok untuk garam umumnya kurang baik. Disamping itu pada aspek kualitas,
kadar NaCL masih rendah karena ada petani umumnya masih menerapkan sistem
tadisional. elain itu harga jual garam rendah karena nilai tawar petani masih
rendah sehingga petani kurang bergairah dalam budi daya garam.
Oleh
karena itu untuk mengatasi permasalahan di atas maka perlu adanya perbaikan
sistem tata kelola air yang mengcakup saluran dan kolam, sedangkan dari sisi
kualitas perlu penerapan teknologi seperti geo Isolator.
Sementara
untuk meningkatkan harga jual garam maka ini menjadi tugas bersama yang
sehingga saat ini belum diatasi karena itu perlu terobosan dan keberanian
dengan mengacu pada perencanaan yang cermat tandasnya. HP Bima (Efan)
0 komentar:
Posting Komentar