KM LENGGE,- Upaya menggenjot produksi dan produksi bawang merah sebagai
salah satu komoditas pangan unggulan di Kabupaten Bima terus dilakukan. Salah
satu upaya yang dilakukan adalah dengan memasang perangkap kuning.
Pemakaian
perangkap kuning ini ditujukan untuk mengatasi serangan serangan hama.
Perangkat ini merupakan satu cara mengatasi serangan hama yang ramah lingkungan
hanya dengan membuat perangkat menggunakan karton yang diberi lem tikus dan
dipasang tengah lahan tanaman bawang merah.
Aminurlah
menambahkan, perangkap kuning ini selain digunakan untuk mengatasi serangan
hama dan mengendalikan populasi hama dan juga mengurangi penggunaan pupuk
pembasmi hama yang harganya relatif mahal dan dalam jangka panjang penggunaan
pupuk organik ini dapat merusak kesuburan tanah.
Dinas
Pertanian, Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Bima melalui Bidang
Hortikultura mengadakan sekolah lapang penanggulangan hama tanaman bawang.
Sekolah lapang dilaksanakan Kamis, (5/11) di kelompok tani So Ndano Desa
Tolouwi dan Kelompok Tani Setia Bakti II desa Sie Kecamatan Monta
Ini merupakan
kegiatan yang secara berkelanjutan ditujukan untuk meningkatkan produk dan
produk tivitas Hortikultura ramah lingkungan . Kepala Bidang Hortikultura Dinas
Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Bima Aminurlah mengatakan bahwa
sekolah lapang ini ditujukan untuk meningkatkan produksi bawang merah dan pada
saat yang sama juga mengurangi impor bawang merah .
Sekolah lapang
dilakukan melalui diskusi dan tukar pikiran antara sejumlah anggota kelompok
tani dengan petugas penyuluh lapangan (PPL) pertanian yang dipandu oleh pejabat
terkait dari Dinas Pertanian". Jelasnya.
Pada
kesempatan tersebut para petani diberikan materi menyangkut cara mengatasi
serangan hama tanaman dan mereka juga diberikan bantuan di luar musim tanam.
hal ini ditujukan untuk mengurangi penggunaan pupuk Urea dan menggantinya
dengan pupuk kompos atau pupuk kandang.
Soal
penggunaan pupuk kandang, Kabid Hortikultura ini menjelaskan, "pembagian
pupuk kandang kepada para petani ditujukan untuk meningkatkan kesuburan tanah
yang telah mengalami kerusakan akibat penggunaan pupuk. Jadi secara bertahap
unsur-unsur hara pada lahan akan dapat dikembalikan melalui penggunaan
pupuk kandang ini. Selain itu para petani juga diajarkan tentang cara
pengolahan pupuk.
Sekolah
lapang ini dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan dengan dukungan dana dari
APBD provinsi dan mengikutsertakan 15 orang per kelompok tani bawang merah yang
mendapatkan bantuan bibit dan pupuk.
Aminurlah
menyampaikan, "program dikhususkan untuk pola tanam di luar musim artinya
tanaman bawang di lahan kering sehingga nantinya produksi bawang bisa memenuhi
pasokan di Indonesia dan mengurangi impor bawang merah. Sebab seperti diketahui
bahwa Kabupaten Bima merupakan salah satu daerah penyangga bawang nasional,
bahkan komoditas ini sudah diekspor hingga Vietnam". Jelasnya.
Mengakhiri
amanatnya Aminurlah mengharapkan ke depan supaya para petani yang telah
memperoleh fasilitasi dan bantuan dari pemerintah dapat menerapkan teknologi
yang ditawarkan dalam lebih mengedepankan pola tani ramah lingkungan.
Subhan, salah
seorang anggota kelompok tani So Ndano desa Tolouwi Monta mengatakan sekolah
lapang ini sangat bermanfaat bagi para petani karena menjadi tempat berbagi
ilmu dan pengalaman dengan para Penyuluh lapang dari Kabupaten dan petugas PPL.
Subhan
menambahkan, "Dalam forum sekolah lapang ini juga para petani dapat
mengeluarkan aspirasi dan mengemukakan masalah yang dihadapi para petani di
lapangan seperti kekurangan air, pupuk dan sarana produksi pertanian".
Ungkapnya. (Efan)
0 komentar:
Posting Komentar