KM LENGGE,- Upaya untuk meningkatkan produksi dan
kualitas garam rakyat di wilayah pesisir Kabupaten Bima terus digenjot oleh
pemerintah daerah melalui Dinas Kelautan dan Perikanan untuk mendukung Swasembada
Garam Nasional membuka kegiatan Kemitraan dan Temu Bisnis
Pengembangan Usaha Garam Rakyat Program Pengelolaan Ruang Laut pada Dinas
Kelautan dan Perikanan kabupaten Bima Tahun anggaran 2016 di aula hotel Camelia
Kota Bima.
Selain Bupati Bima, pada kesempatan temu bisnis PUGAR tersebut, hadir pula Wakil Bupati Bima Drs. H. Dahlan, M. Noer, Direktur Jasa Kelautan Kementerian Kelautan dan Perikanan RI Drs. Riyanto Basuki, M.Si, Anggota DPRD Kabupaten Bima Ir. Suryadin, Narasumber kegiatan, Kadis Kelautan dan Perikanan Indonesia Ir. Hj. Nurma, Kepala Bappeda Kabupaten Bima Ir. Indra Jaya, para Pejabat eselon III dan eselon IV lingkup instansi tersebut, Dirut PD. Wawo, Pengurus Koperasi PUGAR dan kelompok Nelayan, Desa Talabiu, Sondosia, Donggobolo, Konsultan Menejemen dan Penyuluh Perikanan.
Bupati Bima Hj.Indah
Dhamayanti Putri dalam sambutannya mengatakan, "Kabupaten Bima merupakan
salah satu dari 9 daerah sentra produksi garam nasional dengan potensi lahan
yang belum dikelola seluas 2.876,98 Ha.
Kehadiran program PUGAR di Kabupaten Bima
dalam beberapa tahun terakhir cukup membantu meningkatkan taraf hidup dan
ekonomi para petani tambak khususnya pada lima kecamatan yang menjadi
sasaran program PUGAR". Jelas Bupati.
Hal ini kata Bupati sangat
beralasan mengingat kehadiran program ini telah berhasil meningkatkan produksi
garam rakyat menjadi dua kali lipat dibanding produksi yang sama melalui non
PUGAR, meskipun secara keseluruhan belum meningkatkan secara drastis
kesejahteraan masyarakat setempat Sebagai akibat masih rendahnya harga jual
komoditi garam". Kata Bupati
Berdasarkan catatan yang ada
tambah Bupati Bima selama 6 tahun beroperasinya PUGAR, telah menyentuh
sebanyak 3.629 orang petani garam atau 388 kelompok yang tersebar di 5
kecamatan dengan luas lahan 1.743,02 Ha dari potensi 4.620 Ha.
Pemerintah daerah kata
Bupati akan terus berkomitmen untuk mendukung keberadaan program PUGAR dengan
mengalokasikan pembiayaan yang tidak tercakup dalam anggaran Kementerian
Kelautan dan Perikanan RI.
Kepala Dinas Kelautan dan
Perikanan Kabupaten Bima Ir. Hj.Nurma dalam laporannya mengatakan, "untuk
meningkatkan kualitas garam rakyat secara bertahap tengah diterapkan teknologi
geoisolator". Terangnya.
Penerapan teknik geoisolator
telah memberikan dampak signifikan pada peningkatan kualitas dan produksi garam
yang dihasilkan. "Sebab mengacu hasil uji laboratorium sampel garam di 5
sentra produksi garam, kandungan NaCl garam Geoisolator berkisar antara 91
sampai 93 persen .
Tahun anggaran 2016, program
PUGAR ini diarahkan untuk menerapkan teknologi geoisolator di lima lokasi yaitu
lokasi yang berada di desa Sanolo, Desa Darusalam, Desa Sondosia, Desa
Donggobolo, Desa Soro serta Desa Tangga baru dengan luas sebesar 64,01 Ha dan
baru terpasang seluas 42,30 Ha atau 66,08%.
Untuk produksi garam
Kabupaten Bima pada tahun 2016 saat ini mencapai 10.774,60 ton, dimana produksi
untuk PUGAR (non Geoisolator) sebesar 5. 842,29 ton dan produksi PUGAR
(geoisolator) sebesar 932,32 ton". Papar Nurma.
Peningkatan persentasi kadar
garam (NaCL) rata-rata 92,01 persen dibanding garam tradisional rata – rata
85,79% diharapkan dapat meningkatkan animo masyarakat untuk menerapkan
teknologi tepat guna. Imbuhnya ( Efan)
0 komentar:
Posting Komentar