KM. LENGGE WAWO,- Suatu pagi, embun di luar rumah masih tergenang di atas dedaunan membasahi jalan keluar yang penuh rerumputan, semak-belukar, dan batu-batu kecil. Di dalam rumah sudah tersedia, SANTA
NI’U PURU, SABIA, KALELI, HUNI RO TAWOA, PULAWA, dan berbagai MARAKANI
lainnya. Sebagai mana kepercayaan yang sudah turun-temurun, SANTA
NI’U PURU RA MAMA NDE’I BORE KAI TUTANA agar rambutnya cepat panjang
hingga ke tanah GOWA (begitu ibunya berkelakar sambil BORENA TUNA ANA
NA),
MARAKANI MAKALAI NDE’I BORE KAI SARUMBU NA agar aman dari segala macam musuh, badannya menjadi tegar, kuat, dan licin jika kena segala barang tajam, begitu niatan INA NA sambil
mengucapkan niatan itu terpatah-patah kegemasan. Dari rumah berjalan
kaki sekitar satu kilo meter menuju nanga to’I, di mana MADA OI MA WORA
mengalir perlahan-lahan. Di sana, terdapat puluhan bayi
MANDEU, WUNGA ANCO BA INA NA. Suara merdu tangisan bayi karena
kedinginan seolah berlomba dengan ungkapan meci dari DOU MA TUA.
Tiba-tiba muncullah seorang bayi mungil dari arah barat daya sambil
bergerak mengirup udara segar di pangkuan Ibu tercinta. Tangisan bayi-bayi dan suara MECI dari ibu mereka hening seketika seolah asyik menyaksikan bayi yang bernama LA HAU ADE. HAU ADE……….. sahut ibu-ibu yang ada di pinggir kali. LA HAU ADE pun tersenyum disertai suara yang menggemaskan.
Ibunya pun merasa seolah LA HAU ADE tak ingin mandi bersama-sama
bayi lain di tempat itu. Segera setelah bayi2 lain keluar, LA HAU ADE
PUN dimandikan seraya ibunya menyanyikan syair lagu:
DAMBE-DAMBE KU MALAO DA GOA
AU KU DIDI MU TA RATO JENA
DIDI KU SOKU LABO NCUNA
NDE’I TARINU KAI DAMBE TO’I MANCUNI
BARA NGAHA NA DALIMA NGGUSU
DI DO MAI BA SAMBI MBOKO
AMA LA HAU ADE pun tiba-tiba MUNCUL dari belakang dan menyanyikan lagu:
SAHE COU ELE KABOE NAHU KA
SAHE OMPU CINGGI RO WA’I CINGGI
AU DA TIO RO KABUA RO KABAE WALI KAI NA
LABO KABOE RA PARI BOU
INDINDI…..INDINDI….. INDINDI
AU NGAHI NDAIKU MALOA NDADI
NGAHI SI BA DOU NA TARANDADA
Setelah
selesai memandikan bayinya, Ibu meniup dua kali di dahi, dua kali di
telinga kiri dan kanan dan satu kali di pusar untuk meyakinkan jangan
sampai air masuk lewat lubang-lubang itu. Akhirnya, mereka pulang untuk
mengenakan pakaian terhadap bayi yang sudah lama disiapkan oleh Bapaknya
di rumah.
0 komentar:
Posting Komentar