“Masyarakat percaya bahwa kejujuran bisa melahirkan
segalanya. Mereka percaya bahwa setiap manusia itu pintar, dengan kejujuran
maka negeri akan maju dan makmur,” salahsatu kutipan pada artikel ini.
Membaca artikel
ini berulang kali ,tidak pernah saya
merasakan bosan. Setiap waktu luang saya selalu membaca artikel yang bercerita
tentang Negara yang ada di benua Eropa ini. Saya berpikir tulisan ini menjadi
bahan kita untuk berpikir dan merenung.
Saya membagikan
tulisan ini, supaya kita tau, kita yang muslim di Negara kita sendiri, agama kita
dalam kitab suci AL-Qur’an memengajarkan tentang kejujuran, tapi masih banyak
praktek-paktek ketidakjujuran itu disetiap sendi kehidupan kita. Ayo… kita mulai dari diri kita, keluarga kita
dan lingkunagan kita! Berikut artikel
tulisan dari Prof. Dr. Komaruddin Hidayat, “Mengapa Denmark Menjadi Salah Satu
Negara Termakmur Dunia?”
Mari kita belajar kebaikan dari siapa saja,
dari mana saja dan kapan saja.
Mengapa Denmark menjadi salah satu negara
paling makmur di dunia ? Padahal negaranya tidak memiliki sumber kekayaan alam
yang melimpah, padahal kondisi musim di negara itu sangat ekstrim karena dekat
dengan kutub utara. Padahal di negeri ini matahari dan siang hari hanya
sebentar saja, terutama di musim dingin.
Suatu hari tanpa sengaja, saya mengarahkan
jari-jemari saya melalui google untuk membuka sejarah negara Denmark. Dari info
Wikipedia yang kebetulan saya baca ternyata Denmark adalah negara paling nyaman
untuk tempat tinggal manusia di dunia, negara dengan pendapatan penduduk paling
tinggi di dunia, juga menjadi negara paling makmur di dunia paling bersih di
dunia hingga mendapat gelar “Negeri Dongeng”.
Meskipun kemudian tingkat kenyamanannya
tergeser oleh New Zealand. New Zealand menempati urutan pertama negara paling
nyaman untuk tempat tinggal manusia di dunia. Sebagai seorang pendidik, saya
langsung berpikir bahwa mungkin yang menjadi penyebab Denmark dan New Zealand
menjadi negara termakmur adalah karena pendidikan mereka yang sangat baik.
Namun ternyata dugaan saya keliru.Orang-orang Denmark justru percaya bahwa
penyebab dari negaranya menjadi negara termakmur, ternyaman dan teraman adalah
karena masyarakatnya jujur.
Orang Denmark percaya bahwa semua kebaikan
yang ada di negaranya berawal dari kejujuran, pada saat seorang jujur maka
semua fasilitas umum untuk rakyat akan terbangun dengan baik oleh pemerintah,
sebagaimana mestinya sesuai standar mutu yang telah ditetapkan di segala bidang
mulai dari kesehatan, pendidikan, kesejahteraan dll.
Masyarakat Denmark percaya bahwa kejujuran
bisa melahirkan segalanya. Mereka percaya bahwa setiap manusia itu pintar,
dengan kejujuran maka setiap kepintaran manusia akan menjadi manfaat bagi
sesama dan seluruh negeri.Mereka yakin jika setiap aparat pemerintah jujur,
mulai dari pejabat, menteri, polisi dan seterusnya dan rakyatnya jujur maka
sebuah negara bisa menjadi makmur tanpa perlu menjadi yang paling pintar di
bidang pendidikan.
Ternyata memang benar, Denmark masuk dalam
salah satu negara dengan tingkat korupsi nyaris nol, seperti juga di Finlandia
dan New Zealand. Karena kejujuran itulah akhirnya pendidikan di negara ini pun
menjadi lebih baik dan sangat maju. Jadi tidak salah jika kita katakan bahwa
ketidak-jujuran (mental korup), akan melahirkan bencana berantai dalam sebuah
negara. Mereka begitu yakinnya bahwa kejujuran adalah awal dari semua kebaikan
dan bukannya kepintaran.
Kira-kira 10 tahun silam, kejujuran dan etika
moral adalah prioritas utama, sedangkan kepintaran itu kita kembangkan
kemudian, karena kita juga yakin bahwa setiap anak terlahir pintar. Kita tidak
terlalu pusing jika seorang anak belum bisa berhitung saat masuk SD atau bahkan
setelah sekolah SD, *tapi kami sangat peduli jika seorang anak tidak jujur dan
beretika buruk.Dan setelah membaca artikel ini sepertinya saya diingatkan
kembali oleh Tuhan Yang Maha Esa untuk tetap mempertahankan apa yang sudah kami
yakini.Bahwa karakter, perilaku dan kejujuran adalah landasan untuk membangun
Indonesia yang kuat dan makmur, bukan sekedar angka-angka akademik yang tertera
di buku-buku raport sekolah.
Belajarlah juga dari pengalaman negara lain.
Semoga kita bisa mengawali dari lingkup terkecil, keluarga dan sekolah kita.
Mari kita melakukan yang terbaik dan tetap penuh dengan semangat untuk
memperbaiki diri dan menjadi lebih baik . Semoga kita menjadi lebih baik, lebih
baik dan lebih baik.
Penulis:
Prof. Komarudin Hidayat
0 komentar:
Posting Komentar