Setelah sebelumnya
Launching pengiriman perdana jagung asal Bima ke Surabaya oleh PT. Charoen Pokphand Indonesia (CPI) TBK Bima Sabtu (5/03), Bupati Bima Hj. Indah
Dhamayanti Putri SE dan Sekretaris Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
Kementerian Pertanian RI Ir. Bambang Pamudji M.Si beserta pejabat teras
pemerintah kabupaten Bima melakukan Panen Raya padi kegiatan optimalisasi
peningkatan IP-400 Musim Tanam I di
Kelompok Tani Bolo Utama Desa Bolo
Madapangga dan pencanangan gerakan tanam Padi Impari 32 varietas IP-400 di So Bolo Utama desa Bolo dengan sistem jajar legowo.
Bupati Bima dalam sambutannya sesaat setelah panen padi
mengungkapkan, kecamatan Bolo dan Madapangga memiliki lahan pertanian produktif
yang memberikan kontribusi sebagai lumbung pangan daerah. Namun di sisi lain, dengan makin bertambahnya
jumlah penduduk maka diperlukan perlu penataan lahan untuk keberlanjutan
program lumbung hijau dengan tetap mempertahankan keberadaan lahan pertanian
secara lestari.
Terkait
penanaman padi varietas unggulan, "kendala terbesar bagi petani di
Kabupaten Bima untuk bisa memproduksi komoditi pertanian sepanjang tahun adalah
persoalan irigasi. Oleh karena itu dukungan pemerintah pusat akan sangat
membantu upaya peningkatan produktivitas lahan pertanian yang ada. Khusus di kawasan Kelompok Tani Bola Utama
Desa Bolo dan sekitarnya kami menginisiasi kawasan ini untuk dapat
mengimplementasikan program padi IP-400 yang pada dasarnya ditanami 3 kali
setahun. Saat ini pendekatan pertanian terpadu melalui pemanfaatan bahan organik
dari kotoran sapi yang ada di kandang-kandang masyarakat di depan masyarakat
diharapkan dapat menanam dan dengan sepanjang tahun, bukan hanya pada musim
hujan tetapi juga memasuki musim kemarau". Terang Bupati.
Bupati yang
hadir bersama Wakil Ketua DPRD Kabupaten Bima Hj Nurhayati MM dan Azhar S.Sos
(Anggota DPRD Dapil II), Kadis Pertanian Provinsi NTB Muh. Riadi SP,
Mec.Dev, Kadis Pertanian dan Tanaman
Pangan Kabupaten Bima Ir.Hj. Nurma M.Si, Kadis
dan sejumlah Kepala Perangkat daerah terkait memaparkan,
"masyarakat diharapkan
memperhatikan kebijakan yang ada sehingga komoditas padi diharapkan
tetap menjadi warisan sebagai komoditas utama.
Pada kesempatan
tersebut, Sesditjen Bambang Pamuji yang
memaparkan arahan Menteri Pertanian mengungkapkan bahwa Kecamatan Madapangga
merupakan salah satu sentra produksi padi di Kabupaten Bima selain Kecamatan
Monta, Madapangga, Lambu dan Sape. Program IP-400 merupakan inovasi dalam
berusaha tani untuk mengoptimalkan pemanfaatan lahan sehingga bisa dilakukan
penanaman dan panen 4 kali dalam setahun dan hal ini mengharuskan petani untuk
melakukan adaptasi kebiasaan baru.
"Kebiasaan
tersebut antara lain persemaian dilakukan 15 hari sebelum panen di luar areal
dengan sistem culik, semai darat, dan menggunakan dapog/tray dan menggunakan
percepatan pengolahan lahan 1 hingga 7 hari setelah panen. Menggunakan varietas
umur yang lekas berbuah (genjah) dan melakukan mobilisasi alat produksi dan
mesin pertanian untuk percepatan olah lahan, tanam dan panen.
Penting juga
bagi para petani melakukan mitigasi hama dan penyakit serta pengendalian hama
terpadu dan jika serangan hama meluas dan penyakit dapat dilakukan rotasi
tanaman untuk memutus mata rantai hama dan penyakit. Program IP-400 akan
berjalan dengan baik jika dilakukan sinergi kegiatan dan anggaran dengan semua
pemangku kepentingan yang dikoordinasikan oleh pimpinan daerah setempat".
Jelas Bambang.
Kepala Dinas
Pertanian dan Tanaman Pangan kabupaten Bima Ir. Hj. Nurma M.Si dalam laporannya
mengatakan, dalam upaya mendorong implementasi IP 400, kunci utamanya adalah ketersediaan
air, sehingga diperlukan dukungan infrastruktur irigasi teknis. Oleh karena
itu, pembangunan embung-embung berskala besar sebagai penampung air sangat
dibutuhkan disamping DAM parit, irigasi
perpipaan dan sumur bor dangkal perlu diupayakan agar dapat berdampak
signifikan dalam mengingkatkan produksi pangan. Sehingga dapat menjadi
penyangga yang kuat bagi penyediaan pangan pokok secara nasional maupun tujuan
ekspor. Kata Hj. Nurma.
Aspek lainnya
kata Hj. Nurma kebutuhan alat mesin pertanian pra panen dan pasca panen sebagai
ujung tombak dalam menyukseskan program IP-400 penting untuk memaksimalkan
potensi lahan dengan 4 kali tanam dan panen. Oleh karena itu, ketersediaan
handtraktor dan combine harvester sangat penting bagi petani dalam implementasi
IP-400 yang didorong untuk tetap menjaga stabilitas produksi beras mengingat
banyak lahan beralih ke pertanian jagung
karena harga jual komoditi ini yang bagus". Kata Kadis Pertanian.
0 komentar:
Posting Komentar