KM. LENGGE WAWO,- Apabila anda berkunjung ke Kecamatan Wawo,Khususnya di Desa Kombo, salah satu desa yang berada diujung timur kecamatan Wawo ada sebuah daya tarik tersendiri yang pantas direkomendasikan menjadi tempat untuk sejenak melepaskan beban rutinitas, Oi Kananga.
Oi Kananga ini letaknya disebuah gunung yang berdekatan dengan sebuah sungai kecil yang berhubungan langsung dengan laut Sape, suatu pemandangan indah dimana terhampar rumput yang indah dan beberapa pohon kenanga disekitarnya.
Oi Kananga kalau ditrjemahkan kedalam bahasa indonesia adalah (Oi = Air) sedangkan (Kananga = Pohon kananga). Artinya, mata air itu muncul di sela akar-akar pohon kananga. Kalau kita meminumnya, maka kita akan merasakan tiga rasa yang paling khas, yaitu :
1. Hilang dari dahaga
2. Rasa harum yang menyegarkan
3. Rasa enak mana lagi (mau minum terus) yang oleh masyarakat kombo diistilahkan dengan "oi macaru manta".
1. Hilang dari dahaga
2. Rasa harum yang menyegarkan
3. Rasa enak mana lagi (mau minum terus) yang oleh masyarakat kombo diistilahkan dengan "oi macaru manta".
Menurut sejarah, Oi kananga ini digali oleh petinggi kerajaan Bima yang sakti mandraguna, namanya Turelinggampo. Petinggi kerajaan ini konon tugasnya untuk melihat tanah-tanah tandus di kabupaten Bima kemudian digalikan sebuah telaga untuk dijadikan sebuah tempat minum bagi para penduduk yang ada di desa itu.
Menurut sejarahwan Bima, bahwa turelinggampo melakukan penggalian telaga tersebut dengan memakai jari telunjuk yang ditancapkan di tanah sambil mengucapkan kalimat لاإله إلاالله maka tanah tandus itu dengan sendirinya berlubang dan lama kelamaan menjadi sebuah telaga yang mengeluarkan mata air yang jernih. Selang beberapa bulan setelah telaga itu digali, turunlah 7 putri langit yang hendak mandi di telaga itu. Yang anehnya, kalau mereka hendak mandi di telaga itu, mereka melakukannya pada waktu 1/3 malam atau sekitar pukul 03.20. Efeknya, air telaga itu semakin besar dan meluap. Dari hari kehari air telaga itu tidak pernah kering walaupun musim kemarau melanda.
Oleh karena para penduduk desa tidak mempunyai tempat MCK (mandi, cuci, kakus) di sekitar rumah mereka. Mereka hanya mengandalkan sungai kecil itu sebagai MCK mereka. Pada suatu hari, ada seorang nenek yang pergi hendak membuang hajat tengah malam, setelah ia sampai ke sungai itu, ia mendengar suara air, seperti suara air mandi orang. Dan ia melihat ada beberapa orang yang mandi tepatnya di telaga Oi Kananga yang dimaksud. Diapun tidak melihatnya secara pasti apakah laki-laki atau perempuan, karena penglihatannya sudah tidak normal lagi. Alhasil nenek itu tidak jadi membuang hajatnya karena ketakutan. Kemudian dicertakanlah oleh nenek itu kepada para penduduk bahwa ada kejadian aneh yang terjadi pada malam itu di telaga Oi Kananga. Para pendudukpun berbondong-bondong turun dari rumahnya ke telaga Oi Kananga untuk melihat kejadian aneh tersebut. Namun apa yang mereka hajatkan tidak didapatkannya.
Akan tetapi ada seorang pemuda yang tidak sengaja pergi ke tempat itu dan mencari barang berharga milik ibunya yang kelupaan pada saat mandi. Persis seperti kejadian yang dialami oleh sang nenek, iapun melihat secara pasti cahaya yang menyinari telaga itu ternyata ada 7 putri langit yang turun hendak mandi di telaga oi kananga. Mereka bersorak sorai dan saling menyemburkan air antara sesamanya. Mata pemuda terbelalak melihat kejadian ini. sekaligus kagum dengan kecantikan, kemolekan dan keanggunan paras tujuh putri langit. (Galank)
0 komentar:
Posting Komentar