KM LENGGE WAWO,- Kalau anda jadi tamu khusus, seperti tamu
pemerintahan dalam acara-acara pemerintahan ataupun budaya di Bima maka anda
akan disambut meriah dengan kesenian tradisoinal yang mempunyai makna khusus.
Kedatangan Tim penilai Lomba Desa
Terintegrasi dengan lomba Peningkatan Peranan Wanita Menuju Keluarga Sejahtera
(P2WKSS) Tingkat Provinsi NTB disambut dengan berbagai atraksi budaya dan
tarian khusus menyambut kedatangan tamu istimewa.
Kedatangan tim penilai disambut di gapura
utama desa Maria. Ratusan Warga berjejer menyambut kedatangan tim denga meriah.
Ketua tim Ir Tajudin R Fandi, M.Sc di
kalungi selendang khas Bima oleh personel penari penyambutan tamu.
Di Desa Maria sudah menjadi tradisi
kalau ada tamu yang datang ke wilayah tersebut maka akan disambut dengan
prosesi khusus dan istimewa. Tamu yang datang wajib dihormati, karena bagi
masyarakat Bima, kalau ada tamu yang datang ke rumah atau wilayah tersebut maka membawa keberkahan atau rezeqi.
Kedatanga tamu disambut dengan
prosesi tarian Wura Bongi Monca (menabur beras kuning), melambangkan makna
bahwa akan dijamu dengan baik dan mereka membawa berkaha bagi yang punya rumah.
Disamping itu kesenian tradisional
Mpaa Manca ( tarian perang menggunakan pedang tumpul) dan Makka Tua (Menginjak Tanah). Mpaa Manca
merupakan kesenian tradisonal perang
yang dulunya merupakan tarian untuk perang. Mpaa Manca juga merupakan Tarian dan adu ketangkasan menggunakan pedang.
Orang-orang yang melakukannyapun harus memiliki keahlian khusus dan terlatih.
Mpaa manca kini tetap dilestarikan untuk ritual prosesi acara-acara khusus.
Bukan saja sebagai seremonial acara tapi lebih punya makna yang dalam. Mpaa
Manca menurut kepercayaan orang di Desa Maria adalah perlambangan untuk
melindungi tamu yang datang.
Begitu juga Makka Tua dalam bahasa
indonesianya Menginjak/menghentak kaki kanan ke tanah dengan keras sambil
mengangkat keris mengacu ke atasa sambil berteriak mengatakan sesuatu dalam
bahasa bima (mengucapkan bahasa yang baik). Makka Tua juga meruapak kesenian
tradisonal yang tetap dipertahankan untuk tradisi acara-acara penting di Bima. Makka tua hanya dilakukan oleh pihak
laki-laki, maknanya bahwa kita laki-laki berani membela kebenaran, melindungi,
menegakan kebenaran.
Jadi kalau ada acara pernikahan,
sunatan dan menyambut tamu, kesenian tradisional Mpaa Manca dan Makka tua serta
Wura bongi Monca merupakan sesuatu yang tetap ada bagi masyarakat Bima pada
umumnya. (Efan)
0 komentar:
Posting Komentar