KM LENGGE,- Tidak
terasa sudah hampir dua pekan bulan suci Ramadhan telah meninggalkan kita. Bulan
seribu bulan yang didalamnya terdapat pahala dan keberkahan yang berlimpah bagi
kita. Semua amal ibadah kita akan dilipatkan gandakan dibulan itu. Dibulan itu
kita belajar dan berlatih agar sebelas bulan berikutnya kita mampu menerapkan
hari selama bulan Ramadhan untuk kita terapkan sebelas bulan kedepan.
Ini merupakan salahsatu makna penting
yang terkandung dalam hutbah Idul Fitri pada tanggal 17 Juli 2015 yang berlalu.
Pesan yang disampikan khatib di atas mimbas saat pelaksaanan sholat Idul Fitri di
lapangan umum Wawo yang harus selalu kita ingat beberapa hari yang lalu.
Menurut Kepala Urusan Agama
(KUA) kecamatan Wawo, Ramadhan merupakan fasilitas istimewa untuk menata diri
menjadi pribadi yang meraih kemenangan dan kembali terlahir sebagai manusia
yang suci".
"Ibadah puasa selama satu
bulan melahirkan pribadi muslim yang terbaharukan. Artinya pribadi yang
sebelumnya berorientasi pada kehidupan yang mengabaikan Allah kepada
jalan lurus sesuai tuntunan Allah SWT. Untuk itu maka dalam
menjadikan pribadi muttaqin, memerlukan konsistensi, kesungguhan, pengorbanan
dan kesabaran. Tantangan menampilkan untuk menjadi pribadi yang muttaqin atau
takwa cukup berat, antara lain harus mampu menahan diri dan hawa nafsu.
Ditambahkan Khatib,
"menahan diri dari godaan kesenangan dunia, harta, kesenangan pada
laki-laki bagi perempuan dan kesenangan kepada perempuan bagi laki-laku serta
kesenangan pada anak keturunan merupakan tantangan bagi setiap muslim dalam
meraih predikat takwa". Katanya.
Khatib mengajak jamaah
menerapkan sikap hidup muttaqin dalam menghadapi godaan dunia. Alangkah
baiknya bila menengok kehidupan para sahabat Nabi dalam menghadapi kehidupan.
Kehidupan dunia hanya sekejap, sementara kehidupan akhirat ditempuh sangat lama
bisa mampai ratusan bahkan jutaan tahun. Karena itu, jadikan takwa sebagai
pilihan hidup yang dapat memecahkan persoalan kehidupan yang dihadapi,
mendatangkan ampunan Allah SWT, menghapus kesalahan dan melipat gandakan rejeki
untuk kesejahteraan". Tutup Khatib".
Disamping itu juga sambutan
Bupati Bima Drs. H.H.M.Nur.M.Pd, M.M yang dibacakan oleh camat Wawo Syafruddin
Daud, S. Sos mengamanatkan bahwa Selaras
dengan semangat yang dikandung dalam makna Idul Fitri, hendaknya kita kembali
pada kesucian jiwa dan ketulusan menghadapi beragam tantangan hidup yang muncul
silih berganti. (Efan)
0 komentar:
Posting Komentar