Pertemuan
Evaluasi Pelaksanaan Aksi Pencegahan dan Penanganan Stunting Terintegrasi
tingkat Kabupaten Bima Selasa (10/12) di Aula Hotel Permata Syariah kota Bima
membahas sejumlah aspek antara lain pentingnya penanganan ibu hamil dan
melahirkan pada 1.000 hari pertama kelahiran (HPK).
Kepala
Dinas Kesehatan Kabupaten Bima Dr. Ganis Kristanto selaku salah seorang
narasumber yang memaparkan evaluasi
pelaksanaan aksi pencegahan dan penanganan stunting pada Dinas Kesehatan.
Berkaitan
dengan penanganan stunting, penting bagi semua pihak terutama para pemangku
kepentingan di bidang kesehatan untuk memahami dengan baik stunting tersebut.
Berdasarkan
hasil koordinasi dengan Kementerian Kesehatan, lanjut Ganis, ke depan peran
Puskesmas akan lebih banyak berada di lapangan dalam aspek promotif dan
preventif.
"Karena
itu prioritas penanganan stunting secara dini terutama pada ibu hamil dan
melahirkan sangat penting karena ibu yang mengidap penyakit seperti anemia
berpotensi melahirkan bayi stunting". Jelasnya.
Senada
dengan Kadis, Kabid Kesehatan Keluarga Alamsyah SKM mengatakan bahwa penanganan
stunting di Kabupaten Bima difokuskan pada 10 desa pada tahun 2019 dan menjadi
20 Desa pada tahun 2020.
Dalam
jangka panjang, cakupan stunting pada semua desa akan ditangani secara
intensif. Dijelaskan Alamsyah keterbatasan sumber daya dalam penanganan
stunting memerlukan integrasi penanganan oleh perangkat daerah terkait,
terutama sejak awal kehamilan pada 1.000 Hari Pertama Kelahiran (HPK).
"Penanganan pada fase ini penting untuk mencegah stunting sejak dini
secara sensitif dan spesifik". Urai Alamsyah.
Bappeda
Kabupaten Bima selaku Koordinator Konvergensi Stunting melalui Sekretaris H.
Fahrudin S.Sos, M.AP mengekspose pelaksanaan aksi konvergensi dalam percepatan
pencegahan dan penurunan stunting di Kabupaten Bima.
H.
Fahrudin menjelaskan, tantangan percepatan pencegahan stunting antara lain
belum meluasnya upaya pencegahan stunting dan
belum optimalnya koordinasi penyelenggaraan intervensi gizi spesifik dan
sensitif.
Tantangan
lainnya kata Fahrudin adalah "belum efektifnya pengalokasian pemanfaatan
sumber daya dan sumber dana disamping terbatasnya kapasitas penyelenggara
program.
Pada
aspek pelayanan informasi, belum optimalnya advokasi peningkatan kesadaran
masyarakat dan sosialisasi terkait". Urainya.
Pada
pertemuan yang dipandu oleh Kepala Seksi Gizi Dinas Kesehatan Kabupaten Bima
Tita Masitha M.Si tersebut, narasumber
lainnya dari Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kabupaten Bima
Rahmawaty Sa'datul Ummy, ST yang menyajikan materi optimalisasi pemanfaatan
dana desa dalam pencegahan dan Penanganan stunting mengemukakan peran DPMD
dalam alokasi dana desa bagi kegiatan stunting di masing-masing desa.
"DPMD
akan mengevaluasi mulai dari usulan kegiatan kesehatan khususnya penanganan
stunting mulai dari dokumen RKPDES dan APBDES. Hal ini sudah dilakukan sejak
tahun 2018". Tandasnya. (KIM WAWO)
0 komentar:
Posting Komentar