Ketua
Tim, Dr. Siti Hilyana memberikan masukan terhadap presentasi capian pembangunan
di Kabuapten Bima. “Pemerintah daerah perlu melihat inovasi baru sektor untuk
mengurangi kesenjangan, dan seberapa
besar peran perangkat daerah melahirkan inovasi,” jelas Dr. Siti Hilyana, saat
memberikan peniliaan dan catatn pada lomba Penilaian PPD Tingkat Provinsi NTB
tahun 2019.
Menurut
Ketua Tim, Dr. Siti Hilyana , Berdasarkan pemaparan Kepala Bappeda, bahwa
sektor pertanian masih merupakan penyumbang terbesar dengan 46% dari PDRB. Jika
sektor pertanian sebagai basis, harus ada upaya pemerintah mengembangkan nilai
komoditas strategis seperti bawang.
Badaruddin,
S. Si, Mec.Dev, MA, yang turut menelaaah
pemaparan Kepala Bappeda
menjelaskan bahwa Kabupaten Bima berhasil masuk nominasi 3 besar
penilaian.
Kualitas
perencanaan di tingkat provinsi dan kabupaten harus terus menerus ditingkatkan,
apalagi pemerintah akan memberikan dana insentif pagi provinsi yang berhasil
masuk posisi 3 besar penilaian perencanaan.
"Oleh
karena itu, kehadiran tim di Kabupaten Bima untuk mempertajam beberapa
substansi yang perlu dibahas". kata Badaruddin, Senin (25/2) di kantor
Bappeda dan Litbang Kabupaten Bima
Berkaitan
dengan dokumen perencanaan, ada beberapa hal yang menjadi catatan terkait upaya
ke depan untuk meningkatkan kualitas
perencanaan. "Evaluasi ini penting
untuk mengetahui kekurangan yang
perlu dibenahi". Jelas Badaruddin.
Dirinya
juga berharap agar pemanfaatan aplikasi dalam tata kelola perencanaan
pembangunan daerah dioptimalkan.
"Dengan
aplikasi perencanaan berbasis elektronik (e-planning), konsistensi perencanaan
lebih terukur dan terintegrasi, sehingga apa yang menjadi program prioritas
Bupati dapat lebih didorong". ungkapnya.
Penilai
lainnya, Dr. Prayitno Basuki secara
khusus menelaah indeks pembangunan manusia (IPM) di Kabupaten Bima dalam
penjelasannya dihadapan Kadis Kominfostik beserta para Kepala Perangkat Daerah
terkait, camat, tokoh masyarakat dan perguruan tinggi tersebut mengatakan,
dalam IPM, pendidikan dan kesehatan menjadi tolak ukur keberhasilan
pembangunan, karena itu perlu ditampilkan secara spesifik.
Dr.
Prayitno juga secara khusus memberikan atensi terkait Sisa Lebih Perhitungan
Anggaran (SILPA).
Menurutnya,
SILPA tidak boleh lebih besar dari 4 persen, karena jika komponen ini besar,
maka akan menghilangkan momentum pembangunan selama satu tahun yang seharusnya
dinikmati secara maksimal oleh masyarakat, karena harusnya dimanfaatkan. Bappeda dan Litbang Kabupaten Bima didukung
oleh Tim Komunikasi Publik Diskominfostik. (KIM WAWO/KM LENGGE)
0 komentar:
Posting Komentar