KM. LENGGE WAWO,- Pendataan Pemilih pada Pemilu Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bima, serta Pemilu Gubernur dan Wakil Gubernur NTB, sudah terlaksana dengan baik, meski diakui Panitia Pemungutan Suara (PPS) setiap keluarahan menyikapi kritis kemungkinan terjadinya pendaftaran ganda bagi pemilih antar Tempat Pemungutan Suara (TPS) atau antar-Kelurahan di Kota Bima.
Kenapa mesti menyikapi kritis masalah itu? Mahasiswa Sekolah Tinggi Keguruan Ilmu Pendidikan (STKIP) Bima, Gufran, mengatakan, jika ada pemilih yang terdaftar pada dua tempat yang berbeda dan lolos dari perbaikan oleh PPS, maka bisa berpotensi menjadi masalah bagi pasangan calon nanti. Oleh karena itu, masa perbaikan Daftar Pemilih Sementara (DPS) dan pencatatan daftar pemilih tambahan harus terus dicermati.
Kenapa mesti menyikapi kritis masalah itu? Mahasiswa Sekolah Tinggi Keguruan Ilmu Pendidikan (STKIP) Bima, Gufran, mengatakan, jika ada pemilih yang terdaftar pada dua tempat yang berbeda dan lolos dari perbaikan oleh PPS, maka bisa berpotensi menjadi masalah bagi pasangan calon nanti. Oleh karena itu, masa perbaikan Daftar Pemilih Sementara (DPS) dan pencatatan daftar pemilih tambahan harus terus dicermati.
“Warga Kota Bima meminta PPS dan PPK terus bekerja keras agar pencatatan daftar pemilih ini betul-betul berkualitas dan tidak akan ada lagi komplain,” ujar mahasiswa Bimbingan Konseling (BK) smester terakhir STKIP Bima ini, di Kelurahan Tanjung Kota Bima, Rabu (6/3).
Tidak hanya itu, kata dia, lembaga KPU dan Panwaslu juga tidak mudah mengambil keputusan yang bisa memicu persoalan baru di tengah masyarakat. Karena sedikit ada bahasa yang kurang bagus bisa saja dimaknai secara tidak benar oleh sebagian masyarakat yang belum memahami aturan main dalam Pemilu itu.
Jadi ada informasi yang disampaikan, katanya, hendaknya berasaskan keadilan berdasarkan aturan yang berlaku dan bukan karena sentimen lain yang bisa menimbulkan persoalan yang kurang disenangi pasangan bakal calon tertentu.
“Kita semua mengawal pelaksanaan Pemilu ini agar sukses dan melahirkan pasangan calon yang dipilih secara demokratis, jujur dan adil,” katanya.
Hal senada dikemukakan mahasiswa STKIP Hamzanwadi Selong, Fitriani. Suhu politik menjelang Pemilu Wali Kota Bima dan Wakil Wali Kota Bima jauh lebih diperhatikan dibandingkan dengan Pemilu Gubernur dan Wakil Gubernur NTB, meski pelaksanaan bersamaan. Namun, karena pasangan calon bersentuhan langsung dengan masyarakat pemilih, maka terselenggaranya Pemilu yang Adil dan Kredibel harus menjadi hajat kebutuhan bersama.
“Sejauh ini kita masih melihat antara-warga menganggap pesta demokrasi lima tahunan ini sebagai pesta rakyat dan warga bebas berekspresi kepada siapapun calon pemimpin yang dikehendakinya,” kata warga Kelurahan Kodo Kecamatan Rasanae Timur ini.
Dia berharap Pemilu kali ini lebihj berkualitas lagi dan terlaksana dengan aman seperti lima tahun yang lalu. Tentu bergantung dari pasangan calon nanti dan pendukung masing-masing pasangan calon yang dapat meredamkan suana menjelang dan pasca-Pemilu. (AJI)
0 komentar:
Posting Komentar