KM LENGGE
WAWO,- Kirab bendera Pataka lambang daerah Nusa
Tengara Barat (NTB) menjadi perhatian masyarakat sepanjang jalan lintas Bima
Sape di kecamatan Wawo. Bendera Pataka Memperingati hari jadi propinsi Nusa
Tenggara Barat ke 56 tahun, Rabu tanggal 17 Desember 2014 mendatang, yang mulai
dikirab hari Senin (8/12) yang lalu diawali dengan upacara penyerahan Pataka dari Wakil Gubernur
NTB, H. Muh. Amin, SH, M.Si kepada Walikota Bima, H.Qurais H. Abidin di
depan Pendopo Gubernur.
Kirab bendera Pataka NTB itu akan
dimulai dari Kota Bima mengelilingi kecamatan dan daerah yang ada diwilayah
kota Bima kemudian selanjutnya diarak dari Kabupaten Bima yang dimulai dari
kecamatan Sape mengelilingi sebagian wilayah kecamatan yang ada di Kabupaten
Bima, Dompu, Sumbawa, KSB, Lombok timur, Loteng, Lobar, Lombok Utara hingga
berakhir di Kota Mataram.
Ada yang menarik dari kirab bendera
pataka NTB ini, saat bunyi sirene kendaraan rombongan tim pataka dan pemkab
Bima sebagaian masyakat keluar melihat asal bunyi tersebut. Ada yang bertanya, “orang
yang ngapain yach?” dan ada yangsudah menhetahui tentang bunyi sirene adalah
mengarak bendera pataka NTB.
Hal ini menjadi pertanyaan mendasar
dalahm hati saya, tidak seperti pelaksanaan kirab bendera pataka sebelumnya,
setahun yang lalu kirab Pataka bendera NTB begitu meriah dan masyarakat cepat
mengetahui tentang kirab pataka ini.
Memang kegiatan ini hanya sebuah
seremonial, namun dibalik itu semua bagi saya pribadi bukan masalah kirab
bendera Patakanya, namun perjuangan dan penyampaian informasi ke masyarakat
akan pentingnya mengingat sebuah sejarah dalam pembangunan NTB kedepan itulah
makna dari Pataka ini.
Kegiatan ini memang rutin dilakukan tiap tahun. Kirab Pataka NTB
bermakna untuk mengingatkan warga atau anak bangsa yang ada di daerah NTB
perjuangan para pendahulu yang telah membentuk daerah ini. NTB sendiri, katanya
ditetapkan menjadi provinsi pada tanggal 17 Desember 1958.
Secara teori arti kirab pataka ini
memang untuk memperkenalkan lambang NTB, dari ujung timur propinsi NTB kecamatan
Sape hingga ujung barat propinsi NTB Kota
Ampenan Lombok Barat, sehingga masyarakat lebih tergugah untuk ikut
berpartisipasi dalam berbagai program pembangunan di daerah.
Namun tolak ukur pencapaian
keberhasilan daerah kita dari sisi
pembangunan infrastruktur saya lihat masih jauh saat ini. Ada kepincangan
disisi pembangunan yang tidak terlihat, namun bisa dirasakan.
Sejarah Berdirinya NTB harus bisa
dirumuskan dalam sebuah buku, agar generasi muda kita kedepan menegetahui awal
berdirinya dua pulau besar Pulau Lombok dan Sumbawa dalam balutan Propinsi Nusa
Tenggara Barat.
Setengah abad lebih, Dimoment hari
ulang tahun NTB ke 56 ini, pantas dan sewajarnya pemerintah menggauggkan
pembangunan yang berkesenambunagan dalam persepektif demi kemajuan NTB.
Kita lebih memahami bahwa kirab
bendera Pataka NTB untuk menyadarkan masyarakat agar ikut membangun daerah ini
dengan kebersamaan dan Silaturahmi.
Dirgahayu NTB. (Efan)
0 komentar:
Posting Komentar