KM LENGGE WAWO,- Unit pelayanan teknis (UPT) kesehatan masyarakat (Puskesmas) kecamatan Wawo mengadakan kegiatan rapat rutin bersama dengan bidan desa dan bidan senior di pos kesehatan desa (Poskesdes) desa Ntori.
Kegiatan ini merupakan agenda rutin yang diselenggrakan oleh bidan desa bersama dengan Puskesmas Wawo untuk mengevaluasi kinerja bidan, program kerja dan membahas berbagai permasalahn yang dihadapi dilapangan.
Untuk meningkatkan kemampuan dan kepercayaan masyarakat terhadap kemampuan bidan dalam menangani proses identifikasi ibu hamil, kesehatan ibu hamil, bimbingan untuk tetap memeriksa kesehatan hingaa proses melahirkan dan pasca melahirkan ibu dan bayi maka bidan-bidan perlu tetap di awasi laporan dan tindakan dilapangan.
Kepala UPT Puskesmas (PKM) Wawo, Masturudin, S. Km dalam arahannya mengatakan bahwa di PKM kecamatan Wawo ada 36 orang bidan yang tersebar di 9 desa. Diantaranya terdapat 5 bidan senior dengan status pegawai negeri sipil (PNS), dan 31 orang adalah bidan yang mengabdi dengan status honorer.
“Bidan-bidan ini telah di tugaskan pada masing-masing desa di kecamatan Wawo untuk menangani masalahah kesehatan ibu hamil hingga balita. Masing-masing desa ada 2 orang sampai 3 orang bidan yang kita tugaskan, namun banyak permasalahan yang terjadi dimasyakat dengan minimnya informasi akan tugas bidan desa,sehingga masyarakat tidak paham bahwa ibu hamil harus melahirkan di desa tersebut, bukan di desa lain’’ ujar Masturudin.
Bidan senior PKM Wawo, Ida Rofika membenarkan tentang permasalahan yang dihadapi oleh bidan-bidan desa. Kasus yang terjadi saat ini adalah kurangnya pengetahuan masyarakat adanya penempatan bidan-bidan desa yang menanggani ibu hamil dan balita di desa tersebut. Banyak ibu hamil yang memeriksa kesehatan dan usia kandungannya di desanya. Namun saat melahirkan ibu tersebut melahirkan di bidan lain di desa yang lain pula.
Menurut Ida Rofika, “hal ini menjadi permasalah bagi adik-adik bidan baru ini, karena proses melahirkan hingga nifas itu memang dibiayai oleh pemerintah, sehingga ibu yang melahirkan di desa lain yang penaganan melahirkan seharusnya di desa setempat, dengan berbagai alasan ibu tersebut melahirkan di bidan desa lain. Semua biaya persalinan seharusnya untuk bidan di desa asal didapatkan oleh bidan lain yang menangani persalinan, ini menjadi permasalahan yang dikeluhkan oleh bidan-bidan desa saat ini;” ujar Ida.
Namun kepala PKM Wawo menegaskan bahwa yang paling utama tugas bidan adalah menyelamatkan ibu dan bayi, jangan sampai terjadi hal-hal yang diinginkan karena kelalaian tugas bidan yang mempermasalahkan tentang biaya persalinan.
Jalan keluar dari permasalahan tersebut adalah harus ada koordinasi antar bidan, dan ketetapan kebijakan bagi bidan yang menangani persalinan dengan bidan ditempat asal ib u adalah sesuai dengan biaya prosedur penangan persalinan, sedangkan paket lain untuk pemeriksaan dan imunisasi akan diberikan kepada bidan desa tersebut.
“Jadi tugas utama bidan adalah menangani persalinan dengan baik tanpa harus memikirkan yang lain sehingga kematian ibu dan anak tidak terjadi,” ungakp KUPT PKM Wawo. (Efan)
0 komentar:
Posting Komentar