KM LENGGE,- Program Budidaya Jagung kecamatan Wawo sudah mulai memperlihatkan hasil menggembirakan untuk tahun ini.
Itu bisa terlihat dari puluhan hektar ladang jagung yang ditanam petani di kecamatan Wawo ini sudah dipanen.
“Iya, sekarang lagi panen, dan bahkan ada yang sudah selesai dan sudah disimpan di ka langgo (red : tempat penyimpanan) bahkan sudah dibawa ke gudang pembeli” tutur Usman (50), kepada KM, selasa, 21 Mei 2019.
Usman menjelaskan, hasil jagung untuk kecamatan Wawo sudah bagus, tinggal menunggu baik atau tidaknya harga dipasaran yang akan menentukan nasib para petani jagung.
“mudah mudahan harga jagung tahun ini meningkat dan menguntungkan para petani jagung,” tutur Usman.
Dia berharap pemerintah kabupaten Kabupaten Bima, melalui Dinas Pertanian, melakukan intervensi pasar untuk menjaga harga jagung agar tidak anjlok. Karena hal ini akan berdampak pada gairah masyarakat menanam jagung.
Berdasarkan data yang dihimpun KM dari berbagai sumber, Pemerintah Indonesia berhasil mengekspor jagung sebanyak 380 ribu ton tahun lalu. Di sisi lain, total impor jagung tercatat sebesar 280 ribu ton. Rinciannya, 100 ribu ton pada November 2018. Kemudian, pemerintah menambah impor jagung sebanyak 30 ribu ton pada awal tahun ini. Selanjutnya, pemerintah kembali membuka keran impor jagung sebanyak 150 ribu ton pada akhir Januari 2019.
Jadi secara total (produksi jagung) surplus. Hanya saja produksi pertanian sifatnya tidak seperti di pabrik. Produksi pertanian terpengaruh misalnya hujan datang terlambat atau cepat. Hal itu menyebabkan ada missmatch antara kapan produksinya muncul dan kapan penyerapannya.
Berdasarkan penjelasan menteri pertanian yang dilansir di TV nasional, pemerintah telah menugaskan Perum Bulog untuk menyerap seluruh hasil produksi jagung petani tahun ini, berita baik untuk para petani jagung. (galank)
0 komentar:
Posting Komentar