Kondisi gagal tumbuh pada anak yang dikenal
dengan istilah "stunting" merupakan satu situasi dipengaruhi oleh sejumlah faktor. Karena itu,
penanganannya memerlukan kerjasama dan koordinasi lintas sektoral para pemangku
kepentingan.
Untuk mendorong percepatan penanganan
penyakit tersebut, Dinas Kesehatan Kabupaten Bima bekerjasama dengan Bappeda
dan perangkat daerah terkait lainnya menggelar Pertemuan Koordinasi Penguatan
Intervensi Gizi Tingkat Kabupaten Bima Rabu (18/9) di Aula SMAN 2 Kota Bima.
Pada pertemuan yang diikuti para perwakilan
Puskesmas dari 18 Kecamatan dan perangkat daerah terkait tersebut, Kepala Dinas
Kesehatan Kabupaten Bima dr.H.Ganis Kristanto dalam sambutannya mengatakan
pentingnya perubahan perilaku masyarakat dalam penanganan stunting.
"Stunting dapat diatasi dengan mengubah
perilaku masyarakat dan semua tenaga kesehatan yang ada mampu berperan sebagai penyuluh yang
mampu memberikan pemahaman dengan baik kepada masyarakat".
Jelasnya.
Pada pertemuan tersebut Kepala Seksi Gizi
pada Dinas Kesehatan Kabupaten Bima Tita Masitha M.Si dalam pemaparannya menjelaskan bahwa
Kabupaten Bima termasuk dalam 160 Kabupaten prioritas penanganan stunting oleh
Bappenas 2019.
"Stunting sangat bisa diatasi apabila
kita benar-benar dapat menjaga perkembangan kesehatan anak selama 1.000 hari
pertama mulai dari masa hamil sampai usia anak 2 tahun".
Kepala Bidang Perencanaan Sosial dan Budaya
Bappeda Kabupaten Bima Raani Wahyuni ST, MT, M.Sc menekankan pentingnya
kerjasama lintas sektoral dalam penanganan stunting.
Bagaimanapun kerja keras jajaran Dinas
Kesehatan jika tidak ditopang oleh perangkat daerah terkait, maka tidak akan
mampu mengurangi stunting. Sebab jika ditilik, prosentase cakupan tugas Dikes
hanya 30 %, selanjutnya 70% merupakan tugas yang harus dilaksanakan secara
bersama oleh perangkat daerah lainnya". Jelas Raani.
Narasumber lainnya M.Johansah dari Dinas
Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat memaparkan tentang analisis dan
pemanfaatan data E-PPGBM.
e-PPGBM
(Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat) diharapkan dapat digunakan secara optimal
untuk mencatat data sasaran individu dan penimbangan atau pengukurannya yang
dapat memberikan umpan balik langsung status gizi sasaran.
"Para petugas kesehatan diharapkan agarselalu melakukan pemutakhiran (update)
surveilans gizi. Dari data yang ada, per tanggal 28 Agustus 2019, terdapat
5.012 orang stunting di kabupaten Bima". Jelasnya. (KIM WAWO)
0 komentar:
Posting Komentar