KM LENGGE WAWO,- Pelaksanaan proyek yang bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) Pendidikan tahun 2013 pada sejumlah sekolah diwilayah Kabupaten Bima, khususnya bangun baru gedung perpustakaan dan lainnya, saat ini mendapat sorotan masyarakat, karena proyek DAK tersebut belum juga rampung seratus persen, sementara tahun 2013 sudah berakhir sekitar tiga pekan yang lalu.
Menanggapi hal itu, Kepala Dinas Dikpora Kabupaten Bima, Drs. A. Zubair HAR, M.Si yang dikonfirmasi KML di kantor dinas setempat, mengakui terjadinya keterlambatan penyelesaian pembangunan yang bersumber dari DAK tahun 2013 tersebut, terutama untuk bangun baru gedung perpustakaan dan ruang kelas baru (RKB) pada beberapa sekolah diberbagai wilayah Kabupaten Bima.
Menurutnya, terjadinya keterlambatan tersebut, bukan ditimbulkan oleh pihak sekolah selaku pelaksana proyek dilapangan. Akan tetapi, hal ini lebih disebakan oleh adanya kebijakan pemerintah pusat yang dinilai lamban mencairkan anggaran DAK dimaksud. Pada tahun 2013 lalu kata Zubair, berkat perjuangan dan lobinya ditingkat pusat, sebanyak 210 sekolah mulai dari SD hingga SMA diwilayah Kabupaten Bima mendapatkan jatah DAK dari pemerintah pusat untuk pembangunan baru dan rehabilitasi gedung sekolahnya masing-masing.
Namun sayangnya, turun atau cairnya DAK dari pusat tersebut terjadi di penghujung tahun 2013, sehingga berimbas pada keterlambatan penyelesaian pekerjaan. Buktinya, sejumlah sekolah, terutama yang membangun baru gedung perpustakaan dan lainnya belum juga merampungkan pekerjaan DAKnya hingga saat ini. “Keterlambatan penyelesaikan proyek DAK ini bukan semata mata kesalahan kita di Bima, tapi ini semua akibat korban kebijakan pemerintah pusat yang lamban mencairkan DAK dipenghujung tahun 2013,” ujarnya.
Zubair melanjutkan, akibat keterlambatan hadirnya DAK yang berimbas pada keterlambatan penyelesaikan pembangunan tersebut, pihaknya selaku kepala dinas terkait terpaksa melakukan Adendum proses pekerjaan DAK yang belum tuntas itu sampai dengan 1 Pebruari 2014 mendatang. “Dalam addendum ini kita berikan tambahan waktu selama 50 hari lagi bagi sekolah-sekolah yang belum menyelesaikan pekerjaan DAK di sekolahnya masing-masing,” cetusnya.
Kebijakan pusat yang lamban menurunkan anggaran tersebut kata Zubair, memang tidak berimbas pada semua sekolah yang mendapat jatah proyek DAK. Karena sekolah-sekolah yang hanya melakukan proses perbaikan (Rehabilitasi) ruang belajar siswanya saat ini rata-rata sudah menyelesaikan pekerjaannya seratus persen, sementara sisanya yang diberikan addendum hingga kini kemajuan fisiknya rata-rata sudah mencapai 90 persen. Namun dengan sisa waktu yang diberikan selama 50 hari tersebut, sekolah-sekolah diharapkan dapat menyelesaikan pekerjaannya masing-masing. Tentunya dengan tetap menjaga sekaligus mengutamakan mutu dan kualitas pekerjaan, sebagai upaya untuk terus meningkatkan mutu pendidikan diseluruh wilayah Kabupaten Bima.
Zubair mengakui, sejumlah sekolah yang terhambat proses pekerjaan DAKnya sampai saat ini antara lain, SDN Inpres Ncera Belo terpaksa dilakukan pembangunan lantai dua. Karena sebagian lahannya sudah diambil alih untuk pembangunan SMP Satu Atap (Satap) 2 Belo. “Bahkan DAK untuk buku di SDN Inpres Ncera itu sudah dialihkan ke pembangunan fisik pada tahun 2014 mendatang, karena sekolah setempat direncanakan akan dibangun lantai dua,” tandas Zubair. (YAR)
Zubair melanjutkan, akibat keterlambatan hadirnya DAK yang berimbas pada keterlambatan penyelesaikan pembangunan tersebut, pihaknya selaku kepala dinas terkait terpaksa melakukan Adendum proses pekerjaan DAK yang belum tuntas itu sampai dengan 1 Pebruari 2014 mendatang. “Dalam addendum ini kita berikan tambahan waktu selama 50 hari lagi bagi sekolah-sekolah yang belum menyelesaikan pekerjaan DAK di sekolahnya masing-masing,” cetusnya.
Kebijakan pusat yang lamban menurunkan anggaran tersebut kata Zubair, memang tidak berimbas pada semua sekolah yang mendapat jatah proyek DAK. Karena sekolah-sekolah yang hanya melakukan proses perbaikan (Rehabilitasi) ruang belajar siswanya saat ini rata-rata sudah menyelesaikan pekerjaannya seratus persen, sementara sisanya yang diberikan addendum hingga kini kemajuan fisiknya rata-rata sudah mencapai 90 persen. Namun dengan sisa waktu yang diberikan selama 50 hari tersebut, sekolah-sekolah diharapkan dapat menyelesaikan pekerjaannya masing-masing. Tentunya dengan tetap menjaga sekaligus mengutamakan mutu dan kualitas pekerjaan, sebagai upaya untuk terus meningkatkan mutu pendidikan diseluruh wilayah Kabupaten Bima.
Zubair mengakui, sejumlah sekolah yang terhambat proses pekerjaan DAKnya sampai saat ini antara lain, SDN Inpres Ncera Belo terpaksa dilakukan pembangunan lantai dua. Karena sebagian lahannya sudah diambil alih untuk pembangunan SMP Satu Atap (Satap) 2 Belo. “Bahkan DAK untuk buku di SDN Inpres Ncera itu sudah dialihkan ke pembangunan fisik pada tahun 2014 mendatang, karena sekolah setempat direncanakan akan dibangun lantai dua,” tandas Zubair. (YAR)
0 komentar:
Posting Komentar