KM LENGGE WAWO,- Menanamkan pendidikan karakter di siswa-siswi SD tidak hanya dilakukan dengan mengajar di
kelas, namun mengajarkan mereka bekerja gotong royong sambil menanamkan
nilai-nilai yang terkandung dalam kerja dan kegiatan bersama gotong royong
bersama jajaran guru dan siswa-siswi ini merupakan bentuk pendidikan karakter bagi
anak bangsa saat ini.
Bentuk kegiatan
gotong royong bersama dengan seluruh
guru dan pegawai dilingkup sekolah merupakan salahsatu implementasi penerapan
kurikulum 2013. Namun kita tidak hanya berpangku tangan menjarkan tentang teori
dan bermain serta berdiskusi dikelas namun mengajarka secara lansung untuk
bekerja bergotong royong akan mengena pada benak mereka.
Pendidikan
Sekolah Dasar merupakan peralihan dari masa Taman Kanak-kanak dimana saat
mereka sekolah dan bermain di TK siswa-siswi
masih ditemani oleh orang tua mereka. Umur anak TK yang berkisar 4-6
tahun penyebab mereka masih ingin ditemani oleh orang tua mereka. Namun ketika
proses bersosialisasi, beradaptasi dengan lingkungannya, betrteman dengan teman
baru, dan bersama dengan teman-tenanya bermain, maka ketergantungan ini
menyebkan anak TK mulai lepas dari ketergantungan terhadap orang tuanya. Fase ini merupakan fase awal untuk menanamkan
karakter kepada anak-anak didik sebelum ke tingkat dan jenjang selanjuthya.
Kita harus memahami bersama pendidikan tidak hanya
dilakukan dan berproses di sekolah formal saja, namun pendidikan yang
sesungguhnya adalah ketika anak didik ini kembali ke lingkungannya. Waktu
bersama dengan orang tua mereka untuk di didik dan dibina dengan menanamkan
karakter cukup banyak di lingkungan rumah dan lingkungan bermainnya.
Pendidikan
disekolah merupakan pendidikan formal yang tentunya mempunyai aturan, juklak maupun juknis serta regulasi tentang
pendidikan yang telah di atur oleh pemerintah, oleh sebab itu pendidikan disekolah
yang hanya singkat dengan waktu yang terbatas 5 sampai 6 jam tentunya membatasi
ruang pendidik untuk lebih leluasa untuk menerapkan dan menanamkan karakter
kepada siswa karena terkendala dengan aplikasi pembelajaran dikelas.
Pendidikan
karkter harus lebih banyak implementasi ke kegiatan yang berbentuk fisik
seperti kepramukaan, gotong royong dan kegiatan lainya yang mampu menanamkan
nilai-nilai karakter agar mampu tertanam dalam sifat dan perilaku mereka.
Semakin
banyaknya tindakan amoral dan tindakan yang diluar batas kewajaran rasio umur
mereka, sangat memprihatinkan bagi kita semua
saat ini dimedia masa maupun elektronik santer terdengar dan terlihat
kapasitas anak sekolah Dasar seharusnya tidak pantas melakukan pencabulan
terhadap anak seusianya, pembunuhan dan penganiyaan terhadap teman kelasnya.
Tindakan ini sangat miris kalau kita telaah dengan akal sehat kita, seharusnyanya hanya pikiran dan perilaku orang
dewasa yang mampu berbuat seperti itu.
Saat jenjang
taman kanak-kanak adalah saat mereka bermain, sekolah dasar adalah tentang
ketika meniru, jenjang menengah pertama merupakan fase mereka menemukan siapa
mereka dan fase menengah atas adalah dimana fase melanjutkan siapa mereka
ketika mereka di tingkatan menengah permata. Tingkatan ini harus pintar kita
pahami terhadap anak-nanak didik kita baik guru, orang tua dan kita semua.
Menanamkan
budaya saling membantu, asah, asih, dan asuh, toleransi, mencintai sesame,
respek terhadap lingkungan adalah dengan mengajak mereka dengan menanamkan nilai
gotong royong bentuk dari mendidik mereka dengan menanamkan nilai gotong
royong.
merupakan karakterFormula dan farmasi untuk
merumuskan pendidikan karakter harus diperkuat untuk menanamkan nilai-nilai
karakter pada siswa tingkat dasar, karena saat ini umur tingkatan dasar
seperti ini yang harus kita bina dan
didik, karena ibarat sebuah rumah kekokohan sebuah banguna tergantung
pondasinya. (Efan)
0 komentar:
Posting Komentar