KM LENGGE,- Bupati Bima Hj.Indah Dhamayanti Putri
melakukan pertemuan dengan Kepala Cabang Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial (BPJS) Kesehatan Cabang Bima Elly Widiani, SKM, AAK di Ruang Kerjanya.
Elly yang didampingi Ilham, Kepala Unit Pelayanan RSU
Sondosia menjelaskan, BPJS merupakan satu pelaksanaan asuransi yang
menjadi jaminan negara dan dijalankan oleh BPJS dimana komponen yang ditanggung
adalah kebutuhan tindakan medis.
Sampai dengan 31 Desember 2015, dari 519.811 jiwa penduduk
Kabupaten Bima, sebanyak 272.443 jiwa atau 52,41% sudah tercakup dalam
kepesertaan BPJS, sedangkan sisanya 247.368 jiwa atau 48,1 persen yang belum
tercakup dalam kepesertaan Jaminan Kesehatan Nasional.
Menurut Elly, "mengacu pada target BPJS, pada tahun
2019 semuanya sudah tercakup dalam JKN. Sehingga, hal yang perlu
didorong saat ini adalah peningkatan kepesertaan badan usaha/perusahaan
baru mencakup 64 perusahaan atau 12,12 persen dari 528 perusahaan yang
beroperasi di Kabupaten Bima.
Dirinya menjelaskan terdapat penonaktifan penerima Kartu
Indonesia Sehat yang tidak lagi berhak mendapatkan bantuan iuran di tahun
2016 berdasarkan Surat keputusan menteri Sosial RI nomor 170/HUK/ 2015 untuk
wilayah Kantor Cabang Bima berjumlah 10.514 jiwa dan di Kabupaten Bima
terdapat 5.310 jiwa yang mendapatkan penonaktifan KIS ini.
Disamping itu
terdapat Penonaktifan peserta dari jaminan kesehatan daerah ( Jamkesda) NTB
pada tahun 2015, di mana untuk wilayah Kantor Cabang Bima sejumlah 26.263
peserta yang tidak lagi mendapatkan bantuan iuran dari Pemprov NTB.
"Dari jumlah tersebut, terdapat 8.976 peserta dari Kabupaten Bima.
Sementara dalam Permendagri tahun 2016 mengistruksikan
kepada pemerintah daerah untuk melakukan integrasi program ke dalam BPJS.
Menanggapi masih belum optimalnya cakupan kepesertaan BPJS
Cabang Bima, Bupati Indah mengatakan baha pada prinsipnya pemerintah daerah
akan melakukan upaya agar jumlah pemegang kartu Indonesia Sehat (KIS) di
Kabupaten Bima sesuai target.
Namun terlebih dahulu harus dilakukan penghitungan
ketersediaan anggaran pemerintah daerah yang akan dialokasikan bagi pendaftaran
keluarga dalam ketersediaan BPJS.
Pada kesempatan tersebut, Kacab BPJS Kesehatan Bima Elly
menjelaskan beberapa permasalahan yang dihadapi antara lain belum semua badan
usaha swasta bergabung ke dalam program Jaminan kesehatan Nasional (JKN)
sehingga perlu dukungan dari pemerintah daerah agar cakupan kepesertaan ini
lebih optimal.
Kendala lain yang dihadapi yaitu, masih ada Rumah Sakit yang
meminta pasien untuk membeli obat di luar instalasi farmasi Rumah Sakit
dan masih tingginya kasus non spesialistik Seperti diare, dyspepsia dan
melahirkan normal.
Dari segi fasilitas masih terdapat kekurangan fasilitas
kesehatan khususnya ruangan kelas II di RSUD Bima, rujukan juga tidak
berjenjang dan
laporan kunjungan dan rujukan dari fasilitas kesehatan primer Puskesmas belum
secara rutin dilaporkan oleh semua Puskesmas.
Kendala lain yang dihadapi adalah Pegawai non PNS / pegawai
honorer sampai saat ini masih belum di akomodir melalui penganggaran
iuran oleh pemerintah daerah untuk diintegrasikan ke dalam program Jaminan
kesehatan Nasional menjadi BPJS kesehatan.
Dalam laporannya kepada Bupati Bima,
"berkaitan fungsi koordinasi yang dijalankan Elly menjelaskan
dalam tiap tiga bulan diselenggarakan forum kemitraan dengan pemangku
kepentingan termasuk pemerintah daerah. Forum ini merupakan wahana untuk
menjelaskan perkembangan kegiatan dan permasalahan yang dihadapi BPJS" .
Kata Elly. HP Bima (Efan)
0 komentar:
Posting Komentar