KM LENGGE,- Kerja keras jajaran Dinas Kesehatan Kabupaten
Bima, dukungan penuh pemerintah Kecamatan, desa, para kader dan orang tua
Balita para Perlaksanaan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio yang berlangsung
tanggal 8 sampai dengan 15 Maret tahun 2016 di seluruh kecamatan telah berhasil
mencapai angka sebesar 42.029 balita yang diberi tetesan vaksin polio dari
40.679 sasaran yang tercatat atau mencapai 103,32 persen.
Kepala Dinas Kesehatan KabupatenBima melalui Kepala Bidang
Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Raodah SST.Gz, M.Kes,
ketika dihubungi Kamis (24/3) memaparkan, "capaian ini merupakan hasil
validasi data terakhir yang dilakukan oleh tim dari organisasi kesehatan
Se-Dunia (WHO) yang dipimpin Dr.Husin Fahmi, MPH mulai tanggal 16 sampai dengan
18 Maret di 3 wilayah Puskesmas yaitu Puskesmas Langgudu, Puskesmas Ngali
dan Puskesmas Ambalawi.
Pada saat yang sama tim dari WHO sempat memberikan
tetesan polio kepada 2 bayi baru lahir setelah jadwal PIN di Desa Kole
Kecamatan Ambalawi.
"Dr. Husin adalah anggota tim External Switch Monitor
Polio Endgame strategies, termasuk monitoring PIN 2016 merupakan kerjasama
Kemenkes RI dan WHO. Tim monitoring ini disebar di 18 provinsi selama 3 bulan
mulai 26 Maret sampai dengan 25 Mei 2016 termasuk NTB.
Raodah menjelaskan, "capaian ini menggambarkan bahwa
pelaksanaan PIN di Kabupaten Bima telah berjalan dengan lancar. "Ini
merupakan buah dari kebersaman dan komitmen semua pihak, baik dari lintas
sektoral, lintas program maupun organisasi sosial kemasyarakatan beserta
dukungan seluruh lapisan masyarakat Bima". Ungkapnya.
Kerjasama tim kabupaten, kecamatan dan desa terjalin baik,
sebahagian besar masyarakat paham tentang PIN dan tidak ditemukan perbedaan
data balita yang diberi vaksin polio berdasarkan hasil pengecekkan dilakukan
terhadap data sasaran di pos PIN hingga mencari balita ke rumah.
Capaian ini juga didorong oleh koordinasi yang intens dari
seluruh tim Kelompok Kerja (POKJA) Eradikasi Polio tingkat Kabupaten Bima,
penguatan tim bina wilayah dari seluruh bidang/seksi/subbag lingkup dinas
kesehatan serta kerja keras seluruh puskesmas yang ada dalam rangka
mempersiapkan pelaksanaan PIN, menggerakkan dan mengajak seluruh
masyarakat untuk mensukseskan pelaksanaan PIN tahun 2016". Terang
Raodah.
Selanjutnya menurut Raodah, implementasi 4K antara lain
membangun Komunikasi, menjalin Kolaborasi, Koordinasi yang intens dan Komitmen
yang kuat merupakan kunci keberhasilan untuk mencapai tujuan bersama.
Secara berjenjang, hal inilah yang dilakukan oleh Dinas
Kesehatan Kabupaten Bima dan jajarannya mulai dari level kabupaten, kecamatan,
desa, dusun bahkan di tingkat RT, sehingga balita yang sudah terdaftar maupun
yang belum di daftar dipastikan untuk diberi imunisasi polio.
Bagi warga yang bepergian ke luar daerah (seperti pergi
bercocok tanam di Sumbawa) maka catatan khusus ini kami koordinasikan dengan
Dikes Kabupaten Sumbawa melalui Dinas Kesehatan Provinsi NTB dengan
mengirimkan nama balita lengkap dengan daftar kepala keluarga agar segera
diberikan vaksin polio kepada sasaran yang dimaksud". Terangnya.
Dinas kesehatan tidak
cukup puas dengan perolehan angka ini, tetapi yang lebih terpenting lagi adalah
bagaimana bisa menjaga kesinambungan kualitas program ini tetap berjalan dengan
baik utamanya peningkatan cakupan imunisasi rutin di Posyandu dan di pelayanan
kesehatan dasar lainnya.
Dengan demikian harapan untuk memberikan perlidungan
kekebalan terhadap kesehatan balita (usia 0-59 bulan) yang sudah di imunisasi
dapat tercapai, angka kesakitan dan kematian akibat serangan virus polio bisa
di tepis sehingga terwujud Indonesia bebas polio menuju Eradikasi polio Dunia
tahun 2020 mendatang.
Selanjutnya kata Raodah, "kerjasama dan kepedulian
semua pihak ini hendaknya tidak berakhir sampai kegiatan PIN Polio ini selesai
dilaksanakan, tetapi kebersamaan ini perlu kita pupuk dan kita tingkatkan untuk
program-program lain di Dinas Kesehatan seperti peningkatan kesehatan ibu dan
anak, perbaikan gizi masyarakat.
Di samping, pencegahan dan penanggulangan penyakit tidak
menular dan penyakit menular lainnya dengan perbaikan perilaku hidup bersih dan
sehat dan pengelolaan lingkungan yang sehat dan kondusif, karena semuanya akan
berdampak atau berkontribusi terhadap peningkatan derajat kesehatan masyarakat
untuk mencapai masyarakat Kabupaten Bima yang sejahtera". Tutup Raodah. HP
Bima (Efan)
0 komentar:
Posting Komentar