KM LENGGE,- Kabupaten Bima sebagai salah satu sentra
produksi garam nasional terus mendapatkan dukungan Pemerintah. Untuk
meningkatkan dukungan para pemangku kepentingan dalam tata kelola garam
di daerah ini, Kamis (24/3) Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Bima
menggelar Sosialisasi Pengembangan Garam Rakyat (PUGAR) Program
Pengelolaan Ruang Laut di Gedung PKK Kabupaten Bima Jalan Gatot Subroto Raba.
Sosialisasi ini mengundang 80 peserta yang terdiri dari anggota Komis II DPRD,
Camat dan Kades di lokasi proyek, Pejabat eselon di
lingkungan dinas kelautan dan perikanan, tempat orang kepala desa, para kepala
unit pelaksana teknis (UPT) Dinas Kelautan Kecamatan, konsultan
manejemen, para tenaga pendamping PUGAR dan para anggota kelompok petani
garam.
Bupati Bima yang diwakili Asisten III Bidang Administrasi Umum Setda H. Makruf,
SE didampingi Direktur Jasa Kelautan Kementerian KKP Ir. Amna Yunus, MBA, Ketua
Komisi II DPRD Kabupaten Bima Ilham Yusuf SH (PKS) dan Hariyadin
(PKB) dan Kepala Bappeda Kabupaten Bima Ir. Indra Jaya mengatakan,
"sosialisasi ini diharapkan dapat menemu kenali masalah yang terjadi
di lapangan untuk diperbaiki dan dijabarkan dalam pelaksanaan program tahun
2016 ini.
Sosialisasi ini juga kata Makruf diharapkan akan mendapatkan
masukan dari peserta terkait dengan tata kelola dan mekanisme pembinaan kepada
kelompok masyarakat sehingga program PUGAR dapat terlaksana dengan baik dan
tepat sasaran .
H. Makruf
menambahkan, "pada tahun 2016 ini sejumlah kegiatan yang dilakukan
dalam kerangka program pengelolaan laut meliputi pembangunan gudang penyimpanan
garam, jalan usaha tani, saluran irigasi, pembuatan talud jalan usaha tani dan
pembangunan gudang penyimpanan garam industri. Pembangunan sejumlah
infrastruktur ini diharapkan berdampak signifikan bagi kesejahteraan para
petani garam.
Menutup sambutannya, Asisten III mengatakan,
"Pemerintah daerah berkomitmen untuk mendukung program ini antara lain
dengan menyediakan dana pendamping untuk operasional dan pembinaan kelompok
PUGAR. Di samping juga menyediakan dana untuk pembuatan jalan usaha tani dan
saluran tambak melalui dana alokasi khusus (DAK).
Ir. Amna Yunus, MBA
Direktur Jasa Kelautan pada Direktorat Jenderal pengelolaan Ruang Laut
Kementerian Kelautan dan perikanan RI dalam sambutannya mengatakan,
program PUGAR telah memasuki tahun ke-6.
Amna menambahkan,
"Memang dalam tata kelola garam , terjadi ironi karena di satu sisi
Indonesia memiliki garis pantai terpanjang nomor kedua di dunia tetapi
tetap mengimpor garam. Itulah sebabnya lanjut Amma "Kementerian
Kelautan dan Perikanan
terus berupaya menggenjot produksi dan kualitas garam yang tidak hanya
menitikberatkan pada peningkatan produksi garam tetapi juga harus bermuara pada
kesejahteraan rakyat".
Menurut Amna, dukungan Pemerintah bagi peningkatan kualitas
garam di Kabupaten Bima tidak akan terputus. Hal ini dibuktikan dengan besarnya
anggaran yang tiap tahun terus mengalami peningkatan
Sebagai sentra produksi garam, pada tahun 2016 ini
mencapai Rp. 6 lebih miliar. Alokasi anggaran ini diberikan untuk mendukung
rencana pengurangan input garam hungga 50% yang telah dicanangkan Kementerian
KK. "Ini menjadi tantangan bagi daerah sentra garam untuk terus
meningkatkan produktivitas dan kualitas . Kedua hal ini harus sejalan, dan oleh
karena itu mari bergandengan tangan agar target ini dapat dicapai". Ajak
Amna.
Pada kesempatan yang
sama, Kadis Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bima Ir.Hj. Nurma dalam laporannya
mengatakan, "dalam kaitan dengan program PUGAR, sepanjang tahun 2011
sampai 2014 alokasi dana disalurkan melalui Bantuan Langsung Masyarakat (BLM)
untuk peningkatan produksi dan produktivitas garam.
Sedangkan pada tahun 2015, dititikberatkan selain
untuk peningkatan produksi juga ditujukan untuk meningkatkan kualitas garam
rakyat menjadi Kualitas I ( K 1) dengan sistim Geoisolator atau pembuatan
garam dengan menggunakan plastik HDPE .
Selanjutnya kata Nurma, pada tahun anggaran 2016
selain Perikanan dan untuk meningkatkan produksi dan kualitas garam, juga
diupayakan membangun sentra bisnis garam rakyat dan melakukan pendampingan
kelompok petani tambak garam menjadi koperasi yang berbadan hukum.
Ir. Hj. Nurma menjelaskan, "alokasi dana Rp 6,3 miliar
pada tahun ini selain difokuskan pada peningkatan produksi dan kualitas
juga untuk membangun sentra bisnis garam rakyat , peningkatan kapasitas
kelompok petambak garam dan pembentukan koperasi yang berbadan hukum.
Menyinggung dukungan Kementerian KKP, "pada tahun
2016 Pemerintah Pusat sangat serius untuk membangun tata kelola garam industri
untuk dijual ke perusahaan. Akan diupayakan bagaimana hadirnya
garam industri dan dibangun resi gudang untuk menyimpan produksi garam yang
bisa dijual sebagai modal".
Tugas kita adalah mendorong paling tidak akan ada satu
koperasi garam baik memanfaatkan koperasi yang sudah ada atau dengan membentuk
koperasi baru.
Mengingat pentingnya peran SDM dalam menggenjot produksi
garam, "untuk memaksimalkan produksi dan kualitas PUGAR, tahun 2016 telah
direkrut 8 orang Penyuluh Perikanan Bantu (PPB) dan 3 orang akan direkrut sehingga
semua desa yang menjadi lokasi PUGAR akan mendapatkan pendampingan dari
penyuluh sehingga produksi dan kualitas garam dapat ditingkatkan.
Mengakhiri laporannya Nurma menekankan pentingnya sinergi
instansi terkait. "Perlu keberpihakan semua pihak, baik SKPD terkait
maupun camat dan kepala desa. Sebab tanpa dukungan camat dan kepala desa
mustahil program PUGAR ini dapat berhasil sesuai dengan yang diharapkan".
katanya.HP Bima (Efan)
0 komentar:
Posting Komentar