KM. LENGGE WAWO,- Bagaimana sosok almarhum Bupati Bima, H Ferry Zulkarnain, ST, yang dipanggil menghadap Allah, Kamis (26/12) sekitar Pukul 06.00 Wita? Wakil Bupati Bima, Drs H Syafrudin HM Nur, M.Pd, mengaku kehilangan teman terbaik sekaligus seorang pemimpin yang suka mengayomi rakyatnya. Bahkan, dalam kondisi masih sakit beliau tetap komit dan konsisten untuk menjalankan tugas yang diamanahkan kepadanya.
Rabu (25/12) kemari, kata Wabup, dalam situasi banjir beliau membagi tugas kepadanya agar meninjau situasi banjir di Kecamatan Bolo dan Madapangga, sedangkan Bupati dan rombongan lain meninjau kondisi banji di Kecamatan Woha dan Monta. “Pesan terakhir beliau lewat SMS agar saya ke Wawo membuka Kemah Jambore Antar-Waktu Provisni NTB di Kombo Kecamatan Wawo,” ujarnya di rumah duka, Kamis sore.
Rabu (25/12) kemari, kata Wabup, dalam situasi banjir beliau membagi tugas kepadanya agar meninjau situasi banjir di Kecamatan Bolo dan Madapangga, sedangkan Bupati dan rombongan lain meninjau kondisi banji di Kecamatan Woha dan Monta. “Pesan terakhir beliau lewat SMS agar saya ke Wawo membuka Kemah Jambore Antar-Waktu Provisni NTB di Kombo Kecamatan Wawo,” ujarnya di rumah duka, Kamis sore.
Setelah itu, kata Wabup tidak berkomunikasi lagi hingga dirinya di SMS sekitar pukul 05.00 Wita bahwa kondisi beliau drop dan sudah diantar ke Klinik Sari Farma hingga menghembuskan napas terakhir di sana.
Sekretaris Daerah (Sekda)Kabupaten Bima, Drs H Abdul Wahab, tak kuasa menahan sedih dan merasa kehilangan yang luar biasa. Apalagi, sosok beliau adalah pemimpin yang merakyat. Saking merakyatnya itu langsung turun sendiri ke lapangan ingin mengetahui denyut jantung masyarakatnya.
Tidak hanya itu, katanya, detak jantung masyarakat itu dituangkan dalam program kerja. Sosok beliau patut diteladani karena sangat-sangat merakyat. Cara itu bukan hanya pada saat BBGRM, tetapi saat menjumpai masyarakat senantiasa menggali apa sebenarnya yang dikehendaki masyarakatnya. Buktinya, hingga larut malam masih memantau banjir di Kecamatan Woha. Sebenarnya, beliau ingin ke Monta tetapi tidak diijinkan sehingga berhenti di Desa Sakuru.
Tidak hanya itu, katanya, detak jantung masyarakat itu dituangkan dalam program kerja. Sosok beliau patut diteladani karena sangat-sangat merakyat. Cara itu bukan hanya pada saat BBGRM, tetapi saat menjumpai masyarakat senantiasa menggali apa sebenarnya yang dikehendaki masyarakatnya. Buktinya, hingga larut malam masih memantau banjir di Kecamatan Woha. Sebenarnya, beliau ingin ke Monta tetapi tidak diijinkan sehingga berhenti di Desa Sakuru.
Hal yang sama diungkapkan anggota DPR RI dari Partai Demokrat, Dr H Abdurrahman. Dia mendengan informasi mengenai wafatnya almarhum dikabari oleh Wali Kota Bima, H Qurais H Abidin dan meminta kepadanya agar menginformasikan kepada keluarga yang lain di Jakarta. Setelah itu dirinya langsung pulang ke Bima dengan pesawat.
“Saya khususnya dan rakyat Bima umumnya merasa kehilangan seorang putra terbaik dari Kabupaten Bima,” katanya di rumah duka, Kamis.
“Saya khususnya dan rakyat Bima umumnya merasa kehilangan seorang putra terbaik dari Kabupaten Bima,” katanya di rumah duka, Kamis.
Dia sosok pemimpin yang senang merakyat dan pertemuan yang paling akrab ya pada saat HUT NTB 17 Desember lalu. Saat itu beliau mendatangi teman-temannya dan bersalaman. Beliau adalah milik masyarakat Bima. Hanya saat ini yang membedakan Kota dan Kabupaten Bima, tetapi sesungguhnya beliau memang putra terbaik Bima. Apalagi, sudah dilantik menjadi Sultan Bima.
Anggota DPRD Kota Bima, Miftah, mengaku, saat bertemu kapanpun almarhum senantiasa senyum menyapa dan tidak memandang siapa saja. Bukan hanya itu, kelebihan beliau adalah mampu menata dan menjaga emosionalnya dengan baik. Jarang sekali dijumpai dalam keadaan emosi, sehingga pantas diteladani bagi generasi muda saat ini.
Anggota DPRD Kota Bima, Miftah, mengaku, saat bertemu kapanpun almarhum senantiasa senyum menyapa dan tidak memandang siapa saja. Bukan hanya itu, kelebihan beliau adalah mampu menata dan menjaga emosionalnya dengan baik. Jarang sekali dijumpai dalam keadaan emosi, sehingga pantas diteladani bagi generasi muda saat ini.
“Lebih-lebih kami yang masih muda ini. Artinya, dalam kondisi apapun beliau masih mampu menjaga dan menahan emosi. Seluruh masyarakat Bima pasti melihat beliau seperti itu,” katanya.
Selain itu, katanya, dalam kepemimpinan dua periode ini banyak sekali terobosan-terobosan yang dilakukan beliau dan sangat memerhatikan masalah agama dengan membangun masjid dan mushalla, serta memerhatikan dan kebudayaan, sehingga patut dijadikan contoh oleh generasi selanjutnya. (AJI)
Selain itu, katanya, dalam kepemimpinan dua periode ini banyak sekali terobosan-terobosan yang dilakukan beliau dan sangat memerhatikan masalah agama dengan membangun masjid dan mushalla, serta memerhatikan dan kebudayaan, sehingga patut dijadikan contoh oleh generasi selanjutnya. (AJI)
0 komentar:
Posting Komentar