KM. LENGGE WAWO,- Adalah Mansyur,
pemuda kelahiran Maria 19 Juni 1985 ayah 3 orang anak ini awalnya beternak
bebek/itik. Hasil kerja sama dengan Nasarudin sang kakak, sudah sekitar setahun lebih menekuni bidang ini dan
menuai hasil yang lumayan. Untuk kecamatan Wawo beternak masih sangat jarang
dilakukan oleh masyarakat,masyarakat lebih memilih bercocok tanam sehingga apa
yang dilakukan oleh mansyur dkk ini adalah suatu terobosan baru.
Setelah beberapa tahun beternak unggas
mansyur belum memikirkan untuk mencari usaha lain yang memiliki hasil yang
lebih banyak. Nah kebetulan sekitar tahun 2010 lalu mansyur mendapatkan sebuah
paket kiriman dari rekannya di negeri jiran Malaysia,paket yang berisi buah
naga tersebut sedikit menggelitik jiwa usahanya.
Kenapa tidak dicoba!! Itulah yang
selalu menggoda pikirannya, sekitar awal 2010 dia pun mencoba terjun kedunia
agrobisnis,karena kebetulan juga dia memiliki lahan potensial untuk
mengembangkan bisnis buah naganya.
Mansyur melihat potensi untung besar
dari usaha berkebun buah naga. Apalagi tingkat permintaannya lumayan tinggi dan
prospeknya sangat cerah bahkan bisa menembus pasar propinsi.
Sebagian halaman rumah yang digunakan untuk mengembangkan bibit tanaman buah naga |
Sekilas penjelasan mengenai Buah
naga (Inggris: pitaya/dragon
fruit) adalah buah dari beberapa jenis kaktus dari marga Hylocereus dan Selenicereus. Buah ini berasal dari Meksiko, Amerika Tengah
dan Amerika Selatan namun sekarang juga dibudidayakan di negara-negara Asia seperti Taiwan, Vietnam, Filipina, Indonesia dan Malaysia. Buah ini juga dapat ditemui di Okinawa, Israel, Australia utara dan Tiongkok
selatan. Hylocereus hanya mekar pada malam hari.
Bermodalkan
info dari internet dan sekit penjelasan dari rekannya yang dinegeri jiran dia
pun memulai usaha agrobisnisnya. Setelah mengumpulkan media tanam berupa ban
ban mobil bekas akhirnya Tanah seluas 1,5 hektar lebih yang berada di so Nggaro
lela dia Tanami semua dengan bibit buah naga hasil pengembangan dari bibit yang
dia terima, halaman rumahpun tidak luput dijadikan areal penanaman buah naga,
lagi lagi sebuah terobosan baru. Berbagai tanggapan masyarakat bermunculan,mereka
mengganggap buah naga tidak akan bisa berkembang di kecamatan wawo
Kini
setelah sekitar 3 tahun berkebun tanaman buah naga, Mansyur akhirnya bisa
menepis keraguan masyarakat yang pesimis, sekarang Mansyur tinggal memetik
hasil kerja kerasnya. Rata-rata kebunnya mampu memproduksi 700 – 800 buah
naga/panennya. Dengan kebun seluas 1 hektar lebih.dia mengakui bias meraup
keuntungan hingga 6-8 juta per sekali panennya. Buah naga yang sudah dipanen dijualnya
ke berbagai lokasi di Kabupaten Bima dengan harga Rp 5 - 10 ribu/buah. “
pendapat dari usaha buah naga ini sangat sangat diluar dari perkiraan
sebelumnya jauh meningkat dari perhitungan sebelumnya,belum lagi permintaan
bibit dari masyarakat sekitar juga sangat banyak” terang Mansyur ketika KM.LENGGE WAWO mendatangi kediamannya di belakang balai desa Maria.
”Soal rasa, buah naga dari Kecamatan
Wawo ini tak kalah dengan yang lainnya. Rasa manisnya khas dan menyegarkan,karena
bibitnya memang adalah bibit unggul dari Malaysia dan kultur tanah gembur
dikecamatan wawo sangat mempengaruhi keunggulan rasa dari buah naga ini” kata
Mansyur berpromosi. Mansyur sekarang bisa berbangga hati dengan usahanya yang
kian berkembang dia memperkerjakan 2 orang masyarakat dikebun buah
naganya,sedangkan untuk pemasarannya pekerjanya tidak tetap.tergantung dari
permintaan dari warga yang ingin dipekerjakan untuk memasarkan buah naga saat
panen selesai.
Saat kru KM bertandang, Mansyur
sedang siap menuju ke Empang Sumbawa, Mansyur juga telah mengembangkan usaha
pertaniannya disana, 27 hektar tanah garapan yang dibeli dari warga Sumbawa
telah ditanami dengan jagung dan akan siap panen 2 atau 3 minggu kedepan.
Sebuah potret keberhasilan generasi muda
yang wajib menjadi contoh untuk generasi muda lainnya. (GALANK)
0 komentar:
Posting Komentar