KM LENGGE WAWO,- Untuk
mewujudkan cita-cita dan masa depannya yang lebih baik, sebanyak 52 orang siswa
yang menimba ilmu di SDN Inpres Lesu Desa Raba Kecamatan Wawo, sudah pasti sangat
mendambakan pengetahuan dan wawasan yang luas dari para tenaga pendidik (Guru) di
sekolah setempat. Namun sayangnya, keinginan dari para calon generasi masa
depan harapan bangsa tersebut tidak bisa berjalan denga mulus, lantaran tidak
didukung oleh sarana dan prasarana pembelajaran yang memadai, terutama ruang
kelas. Terbukti, satu ruangan untuk proses KBM siswa sampai saat ini terpaksa
dibagi menjadi dua, dengan dinding pemisahnya menggunakan terpal.
Pelaksana harian (Plh)
Kepala SDN Inpres Lesu Desa Raba, H. Kamaluddin, S.Pd didampingi seluruh dewan
gurunya, saat ditemui KML di sekolah setempat mengatakan, sejak dipercayakan
menjadi pelaksana harian di SDN Inpres Lesu sekitar empat bulan lalu, pihaknya
sangat prihatin melihat kondisi sekolah yang berada diujung timur wilayah
Kecamatan Wawo tersebut, karena ruang belajar yang tersedia hanya tiga local,
sementara jumlah siswa keseluruhan mencapai 52 orang.
Akibat keterbatasan sarana
dan prasarana, terutama ruang kelas tersebut, sebagian besar anak didiknya,
seperti siswa kelas III dan IV terpaksa melangsungkan Kegiatan Belajar Mengajar
(KBM) dalam satu ruangan yang sama, dengan dinding pemisahnya menggunakan bahan
terpal. Olehnya itu, pihaknya sangat mengharapkan kepada pihak Pemerintah
Daerah, terutama Dinas Dikpora Kabupaten Bima, agar bisa memberikan suntikan
dana untuk pembangunan tambahan ruang belajar bagi para siswanya, paling tidak
sebanyak tiga local, karena ruangan yang tersedia sampai saat ini baru tiga
local saja, sementara jumlah siswa yang masuk di SDN Inpres Lesu setiap
tahunnya semakin meningkat.
“Kami harap di tahun anggaran
2014 ini, Pemkab Bima bisa memberikan dana untuk bangun baru tiga local ini.
Apalagi lokasi untuk pembangunannya saat ini sudah kami siapkan, tinggal
bantuan dana dari pemerintah saja yang kami nantikan saat ini,” ujarnya.
H. Kamaluddin melanjutkan, sebenarnya
di SDN Inpres Lesu saat ini masih ada satu local ruang kelas yang dibangun oleh
pihak ketiga (Kontraktor) tahun 2009 lalu. Namun sayangnya, sampai saat ini
ruangan tersebut tidak bisa dimanfaatkan untuk KBM siswa, karena proses
pembangunannya terbengkalai, bahkan tidak dituntaskan oleh pihak kontraktor dimaksud.
Ironisnya lagi, hingga kini pelaksana proyek (CV), termasuk total anggaran
untuk proyek satu local tersebut, tidak pernah diketahui sama sekali oleh para
dewan guru dan pegawai di sekolah setempat, karena pada saat itu pihak
kontraktor tidak pernah memasang papan nama proyek di SDN Inpres Lesu.
Tidak hanya itu yang lebih parahnya lagi, gedung
perpustakaan yang baru dibangun oleh pihak kontraktor tahun 2010 lalu, sampai
saat ini juga tidak pernah difungsikan karena pekerjaanya sangat amburadul.
Buktinya, baru satu bulan setelah dikerjakan, sebagian besar kayu penyangga dan
kayu-kayu kapnya sudah lapuk dimakan rayap, bahkan saat ini kayu-kayu tersebut
sudah runtuh dan hancur berkeping keping diatas lantai gedung perpustakaan
dimaksud. “Untuk itu, pemerintah terutama pihak terkait harus melakukan kroscek
dan mengusut tuntas pekerjaan proyek gedung perpustakaan, termasuk satu local ruang
belajar yang belum dituntaskan ini. Bila perlu para kontraktornya diberikan hukuman,
karena kedua paket proyek ini sudah menghabiskan uang Negara mencapai ratusan
juta rupiah,” tegas H. Kamaluddin. (YAR)
0 komentar:
Posting Komentar