KM LENGGE WAWO,- Tidak ada yang tahu nasib seseorang kedepan
akan seperti apa, kita hanya bisa beruasaha dan berdoa dalam hidup ini, karena
berusaha dengan sekuat dan semampu kita yang disertai dengan doa insallah semua
pekerjaan kita akan selalu diridhoi oleh Tuhan yang Maha Esa.
Dalam kehidupan ini kegiatan dan pekerjaan apapun yang
menjadi profesi kita tetap jalani dengan berusaha dan disertai doa agar
berhasil dan sukses. Tidak ada sukses dengan berpangku tangan dan berdoa saja,
tapi sukses harus melewati berbagai proses dalam kehidupan.
Lalu lalang, masuk gang-gang di perkampungan di kecamatan
Wawo dari Desa Ntori hingga Desa Raba yang berjarak sekita 7 kilometer,
Mengantar surat, Wesel maupun paket menjadi makanan sehari-hari tanpa lelah
bagi Haikal Mudatsir pemuda 33 tahun ini yang kesehariannya selalu
berpenampilan Rapi ini. Ya....itulah kegiatan dan Profesi dia
sehari-hari menjadi Tukang Antar (Pak Pos) muda di Perusahaan BUMN PT. Pos
Kecamatan Wawo.
Dierah Informasi dan teknologi serba online ini perusaan
BUMN negara ini PT. Pos sempat dilupakan dan disepelekan oleh orang, karena
surat menyurat sudah tergantikan dengan SMS lewat HP ataupun berbicara langsung
lewat media Handphone. Begitupun dengan jasa pengiriman yang semakin menjamur
yang menawarkan pengiriman expres, pengiriman uang lewat Bank melalu ATM, akan
tetapi PT Pos mampu berbenah untuk menghadapi tantangan jaman.
Tidak terbayangkan oleh Haikal Mudatsir yang kesehariannya
biasa disapa Jaidun Bechkam Pria kelahiran Maria 28 April 1984 ini menjadi tukang
POS. Profesi ini biasanya kita lihat hanya dilakoni oleh bapak-bapak yang
berumur sekitar 40-50an tahun, tapi dengan hati yang penuh iklhasdan dedikasi
terhadap pekerjaannya Jaidun enjoi melakoni sejak 15 tahun lamanya.
Jaidun telah menjalani profesi ini sejak duduk dibangku Sekolah
SMP 1 Wawo. Berbagai cercaan, cemooh dan ledekan dari teman-teman sekolah dan
orang dikampungnya mampu dia jawab dengan senyum. Sejak Sekolah di SMP dia sudah
sembari bekerja sejak tahun 1999. Jaidun tahu awalnya pekerjaan ini dia
kerjakan hanya untuk membantu pamanya pak Syamsudin juga sebagai Tukang Pos
mengantar kiriman ke rumah-rumah disekiat desa Maria yang dekat dengan kantor
tersebut. Dia sadar betul sejak ditinggal oleh kedua orangtuanya dia asuh oleh pamanya Syamsudin. Maka
membantu pekerjaan paman sekaligus bapak angkatnya adalah keharusan baginya.
Setamat dari SMA pada
tahun 2005 laki-laki yang hobi sepak bola ini, tetap melanjutkan dan menjalani
pekerjaan ini, kalau teman-temanya melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi,
maka karena keterbatasan biaya dia putuskan untuk tetap bekerja sebagai tukang
Pos. Ada keinginannya untuk kuliah tapi melihat keadaannya pada saat itu
diurungkan niatnya untuk membicarakan hal tersebut dengan pamanya. Pada tahun
2005 setamat SMA dia resmi diangkat untuk mengabdikan diri menjadi tenaga
honorer pada PT. Pos Wawo.
Hari berganti, musimpun berlalu dari tahun ke tahun, profesi
yang dimata sebagian orang dianggap pekerjaan tidak bergengsi pada saat itu,
tapi bagi Jaidun dia jalani dengan penuh rasa syukur, ikhlas dan sepenuh hati.
Mengantar amanat orang adalah ibadah yang tak tenilai besarnya, karena ini
menyanggkut amanat kata jaidun. “Kalau dalam Islam Kiriman orang ini adalah
Titipan, jadi kalau titipan Wajib disampaikan, ya..... pekerjaan saya ini penuh
resiko juga, kalau kiriman orang tidak sampai maka saya akan dimarahin Bos,
tapi bagi saya bukan masalah dimarahin atasan tapi bentuk rasa tanggungjawab
saya kepada orang tersebut dan Allah SWT, karena ini adalah amant yang wajib
disampaikan”, ujarnya sambil tersenyum sembari menegak kopi dihadapannya.
Pekerjaan ini bagi jaidun adalah pekerjaan yang penuh
tantangan dan berisiko juga, kalau barang kiriman telat disampaikan, maka
kadang-kadang omelan ataupun teguran akan dia dapatkan, namun kadang-kadang hal
ini menjadi cambuk penyemangat bekerja lebih cepat dab baik lagi. Kadang-kadang
untuk meringankan pekerjaannya kalau ada kiriman, wesel, surat ataupun gaji
pensiunan yang tidak sempat disampaikan pada saat jam kerja dia serahkan pada
sore hari bahkan hingga malam hari. Hal ini dia lakukan karena dia tahu orang
sudah menunggu kiriman ini.
Pada tahun 2008 Jaidun memutuskan untuk menikahi gadis yang
lebih muda 7 tahun bawahnya. Petemuan dengan Ika Ramadani ini pada tahun 2007
di pusat perbelajaan Kota Bima membuatnya Jatuh cinta dan 1 tahun menjalani
hubungan denga perempuan ini maka dia nikahi dengan penuh cinta. Jaidun tidak
sembarang memilih perempuan yang akan mendampinginnya tapi harus mampu mengerti
kehidupan dan mengerti pekerjaan dia. Maka Ika gadis asal Kampung Nggaro Lo
Kota Bima tempat dia melabuhkan hatinya.
Setelah Menikah ternyata ketekunan dan keuletan Jaidun
bekerja tambah semangat, karena dia harus mampu menghidupakan dirinya sendiri
dan istrinya saat itu. Apalagi setelah buah cinta mereka lahir Ika Saputri dan
Almair Azmil Khadan, Tanggung jawabny bertambah menjadi 4 orang. Jaidun harus
berpikir keras untuk membuka usaha sampingan. Saat itu istrinya bekerja di
swalayan untuk membantu ekonomi keluarga, namun karena terlalu memakan biaya
dan jauh di Kota Bima maka Jaidun memutuskan melarang istrinya untuk bekerja.
Namun mereka membuka usaha jualan seperti jual salome, es campr sempat dilakoni
bersama istrinya untuk membantu ekonomi keluarganya.
Dengan semangat keuletan serta usaha dan Doa Jaidun tetap
menjalankan profesinya menjadi tukang Pos, karena pekerjaan ini pekerjaan yang
mulia, namun dia sempat kecewa karena sampai saat ini belum diangkat menjadi
pegawai tetap di PT. Pos Indonesia. Namun kekecewaan ini dia jadikan motifator
untuk tetap bersemangat dan terus bekerja denga hati yang iklas, karena menurut
Jaidun Tuhan tidak buta dan tuli. “Saya yakin suatu saat nanti entah lama
ataupun sebentar lagi doa, suara hati saya dan keihlasan serta sesabaran serta
ketegaran hatinya menjalani pekerjaan ini akan dijabah oleh Allah SWT setelah
15 tahu saya mengabdi”ujarnya sambil tersenyum ke arah saya saat obrolan itu.
Semangat juang pantang menyerah yang dijalani oleh Jaidun
dalam kehidupan ini ini merupakan motivasi
yang harus kita tauladani. Apapun pekerjaan, usaha dan profesi kita
asalkan kita menjalani dengan semangat, tegar, penuh kesabaran dan ketabahan, hati
yang ihlas dan berusaha serta disertai doa, insallah apapun yang menjadi
cita-cita kita akan tercapai...... (Efan)
Inspirasi Kita
BalasHapus