Kampung Media Lengge Wawo, Sekretariat: Jalan Lintas Bima - Sape Km.17 Kompleks Lapangan Umum Desa Maria Utara Kecamatan Wawo Kabupaten Bima, Telepon: 0374-7000447. Bagi yang ingin mengirim Tulisan Berita atau Artikel hubungi Nomor HP: 081803884629/085338436666

Minggu, 12 Oktober 2014

BAITUL MAKMUR YANG SELALU MAKMUR


KM. LENGGE WAWO,-Matahari tengah memasuki peraduan setelah seharian berkelana mengitari jagat raya. Sepasang tekukur tampak menghiasi langit biru yang mulai redup menuju sebuah bukit hijau. Mungkin mereka sedang dalam perjalanan pulang ke sarang. Tidak lama kemudian terdengar suara muadzin bersahutan memecah angkasa, menyeru
semua manusia yang mendengarnya untuk segera meninggalkan segala aktifitas keduniaan mereka untuk segera menunaikan ibadah Sholat Maghrib. Dalam pada itu sekempulan remaja putri bermukenah putih bersih sembari bercanda ria terlihat sedang memasuki pintu gerbang sebuah sekolah. “SMPN 1 Wawo”, demikian yang tertulis pada  plang nama tepat di sebelah kiri gerbang yang mereka masuki – Sekolah Menengah Pertama tertua keempat yang ada di Kabupaten Bima Provinsi Nusa Tenggara Barat. 

Sementara itu segerombolan remaja putra berkopiah hitam mengikuti dari belakang. Arah mereka sama, memasuki pintu gerbang sekolah itu. Mereka semua terlihat sangat bersemangat. 

Namun, kehadiran mereka di sekolah itu bukanlah untuk mengikuti pelajaran di dalam kelas layaknya rutinitas mereka pada pagi hingga siang hari. Melewati pintu gerbang dari terali besi bercat hijau itu mereka belok ke kanan menuju sebuah bangunan megah namun sederhana. Jika kita melihat ke atas tepat di depan pintu masuk, maka akan jelas terlihat sebuah papan cokelat berukuran 30 x 40 cm bertuliskan  “MASJID BAITUL MAKMUR”. Di situlah sekumpulan remaja putri dan segerombolan remaja putra tadi berkumpul dan menunaikan segala kewajiban mereka dari Maghrib hingga Isya’. Sebuah tradisi turun termurun yang tiada pernah putus semenjak masjid sekolah itu didirikan pada tahun 1992 silam. 

Demikianlah gambaran keseharian para siswa SMPN 1 Wawo yang senantiasa terikat dengan masjid sekolahnya. Selepas sholat Maghrib berjamaah sembari menunggu masuknya waktu Isya’ beragam kegiatan dilaksanakan secara silih berganti: tadarusan, yasinan bersama, siraman rohani serta tanya jawab seputar agama Islam. Didasari oleh panggilan jiwa, kepala sekolah bersama guru secara bergantian memberikan bimbingan kepada para siswa di antara dua waktu tersebut. Sesekali, kepala sekolah mengundang para da’i untuk memberikan kultum kepada para jamaah.

Jamaah Masjid Baitul Makmur tidak hanya berasal dari unsur siswa dan guru SMPN 1 Wawo, melainkan juga warga masyarakat sekitar masjid. Seperti halnya masjid-masjid lain di masyarakat, Masjid Baitul Makmur juga dijadikan sentra pelaksanaan sholat jum’at, suatu kondisi yang jarang dijumpai pada masjid-masjid sekolah lainnya, sekalipun sekolah tersebut adalah sekolah yang berlabel agama  di Kecamatan Wawo khususnya, dan Kabupaten Bima umumnya 

Kondisi di atas mengingatkan penulis ketika pada salah satu kegiatan tutorial di Universitas Adibuana Surabaya, Dr. Choirul Bashar,M.Pd.,  memberikan testimoninya bahwa sekarang sarana yang ada di berbagai kebanyakan lembaga pendidikan tidak lebih dari sekedar image semata bahwa sekolah tersebut memiliki kelengkapan sarana/prasarana. Sangat sedikit yang memanfaatkan sarana seperti mesjid sekolah sebagai pusat pembudayaan nilai-nilai,hanya dibangun sebagai pelengkap image semata.

Ketika kami melaksanakan kegiatan OJL di SMPN 1 Bolo, pada salah satu kesempatan kami melaksanakan sholat dhuhur di mesjid sekolah.Usai beribadah bapak kepala sekolah menceritakan  bahwa mesjid yang sedang dalam tahap renovasi tersebut sehari harinya diserahkan kepada masyarakat sekitar baik pengelolaan manajemen maupun fungsinya. 


Oleh: Mulyadin, S.Pd. M.Pd 
(Kepala SMPN 1 Wawo) 

0 komentar:

Posting Komentar