KM LENGGE,- Peringatan
tahun Baru Islam satu Muharram 14 37 hijriah lingkup pemerintah Kabupaten Bima
Jumat, 6 Oktober 2015 berlangsung di lapangan tenis sekretariat daerah
Kabupaten Bima Jalan Diponegoro nomor 11 Jatiwangi.
Pada acara yang turut dihadiri Bupati Bima Drs.
Bachrudin M.Pd, unsur Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (FKPD), para pejabat
eselon dan karyawan/karyawati lingkup pemerintah Kabupaten Bima tersebut
diawali dengan Haflah Al-Quran oleh Eri Fitriah juara 1 golongan dewasa pada
MTQ tingkat provinsi Nusa Tenggara Barat yang digelar di Kota Bima beberapa
waktu lalu.
Pj Bupati dalam pengantarnya menyampaikan,
"pelaksanaan pembinaan Imtaq gabungan yang dirangkaikan dengan peringatan
tahun Baru Islam 1 Muharram 1437 hijriah merupakan media silaturahmi bagi
seluruh aparatur yang mengabdi dilingkup pemerintah Kabupaten Bima".
Berkaitan dengan hikmah yang perlu diambil pada
peringatan tahun Baru Islam menurut Pj. Bupati, makna paling penting yang harus
diambil adalah bahwa apa yang kita lakukan hari ini harus lebih baik dari hari
kemarin. Selain itu aparatur dituntut untuk melakukan hijrah yang sebelumnya
cenderung berfikir hedonis dan materialistis ke arah berpikir bagaimana
menikmati sesuatu yang diperoleh secara halal dan baik". Terangnya.
Selanjutnya Bachrudin menjelaskan betapa dunia
telah membelenggu kehidupan kita dan mendorong perilaku berpikir pragmatis
yaitu cara berfikir yang mengedepankan pentingnya sesuatu untuk diri sendiri,
bukan untuk orang lain. "Tahun ini harus berubah dan momentum satu
Muharram ini umat Islam harus berubah mengikuti perilaku mulia yang
ditunjukkan oleh Nabi Besar Muhammad SAW dan para sahabatnya.
Menutup pengantarnya Bachrudin mengharapkan agar
para pemimpin dan aparatur mempertimbangkan kemaslahatan umat dalam perilaku
dan interaksi sosialnya. Oleh karena itu diharapkan agar pegawai di dalam
memperoleh harta tidak hanya berpikir halal tetapi baik. "Halalan Toyibah
yaitu halal dan baik, baik dalam pengertian bahwa harta itu didapatkan dengan
cara yang benar jelasnya.
Penceramah yang memberikan tausiah Pada kesempatan
tersebut TGH. Muhammad Syatur H. Ahmad dalam uraiannya menyampaikan, "
ketika menyebut daerah Bima maka hal tersebut identik dengan citra Bima yang
islami.
Di dalam masyarakat nilai-nilai yang berkembang
didasari oleh ungkapan ederu Nahu, Sura dou Labo dana . penceramah menjelaskan
dalam terminologi Islam , hal ini menunjukkan bahwa umat Islam dituntut untuk
mengutamakan kepentingan orang lain. Sikap ini bila dilakukan oleh pemimpin dan
aparat, maka tentu saja akan membawa dampak besar dalam membentuk kultur
masyarakat Islami". Terangnya.
Di samping itu dalam kaitannya dengan membentuk
karakter ini ada ungkapan Nggahi Rawi Pahu yang dijabarkan dalam kerja nyata di
lapangan. Ungkapan yang ketiga adalah Maja Labo Dahu.
Ungkapan Maja Labo Dahu mengandung pengertian
bahwa seorang muslim harus malu terhadap sesama atas perilaku dan hal hal tidak
pantas yang dia lakukan, dan malu kepada Allah SWT atas kemaksiatan yang
dilakukan. Di masa lalu filosofi ini hidup di kalangan aparat dan
masyarakat serta menjadi hukum positif". Jelas Syatur. HP Bima (Efan)
0 komentar:
Posting Komentar