KM
LENGGE,- Keberadaan
Kepala desa dan aparatur pemerintahan desa merupakan ujung tombak pelayanan
publik tingkat pertama sebelum masyarakat mendapatkan pelayanan lanjutan di
aula kecamatan dan kabupaten.
Penjabat
Bupati Bima Drs. Bachrudin M.Pd yang didampingi Kepala Bidang Pemerintahan Desa
BPMPD Provinsi NTB Arifin SH , Inspektur Kabupaten Bima Drs.H. Arifuddin dan
Kepala Bappeda Kabupaten Bima Ir. Indrajaya menjelaskan, "Kades berada
pada posisi terdepan dalam pelayanan publik di tingkat desa dan paling
mengetahui kondisi masyarakatnya.
Dihadapan
para Kades yang mengikuti kegiatan bertajuk Pelatihan Pengembangan
Kapasitas Aparatur Desa Provinsi NTB diikuti para Kades, Sekdes dan Bendahara
berlangsung Senin (26/10) di aula hotel Mutmainah, penjabat Bupati menambahkan,
"Ini berarti bahwa persoalan yang dihadapi di tingkat desa tidak bisa
selesai bila hanya diserahkan kepada pemerintah kabupaten, tetapi harus ada
sinergi dengan pemerintah bisa sebab pemerintah desa merupakan ujung tombak
pelayanan terdepan pelayanan publik.
Menurut
Bupati, sesuai amanat pasal 6 UU nomor 6 tahun 2014 tentang Desa, pemerintah
pusat secara bertahap akan memberikan kewenangan kepada pemerintah desa dan
harus siap melaksanakannya. Dalam skala kecil, desa memiliki kewenangan untuk
mengelola sumber daya alam, artinya ada kewenangan pemerintah desa mengelola
potensi sumberdaya alam yang ada "Ada banyak potensi alam yang di
kembangkan dan bila dikembangkan maka investasi investasi yang banyak masuk ke
Kabupaten Bima.
Oleh
karena itu kata Bachrudin, diperlukan kemitraan bersama antara pemerintah
kabupaten dan pemerintah. Itulah sebabnya, pelatihan ini ditujukan untuk
meningkatkan kapasitas, agar tata kelola pemerintahan desa, dan keuangan akan
semakin baik dan sempurna". Jelas Bachrudin.
Mengakhiri
amanatnya Pj. Bupati mengharapkan bantuan para kepala desa dan aparatur untuk
menjaga keamanan dan ketertiban. "Saya ingin menghapus kesan Bima sebagai
"zona merah" dalam hal.keamanan dan ketertiban, sebab masyarakat di
pedesaan sangat santun.
Rencananya,
peserta dibagi dalam tiga gelombang. Gelombang I diikuti 200 peserta yang
dibagi dalam 5 kelas yang masing-masing berdiri dari 40 orang. (Efan)
0 komentar:
Posting Komentar