KM
LENGGE,- Sebanyak 60 orang peserta Tim
Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (TKPKD) dari 10 kabupaten/kota Se-
Provinsi Nusa Tenggara Barat yang dipimpin oleh Wakil Gubernur NTB H.M. Amin
SH, M.Si mengadakan studi komparatif pengentasan kemiskinan di Kabupaten
Bantaeng Provinsi Sulawesi Selatan.
Kegiatan
yang berlangsung mulai tanggal 23 sampai dengan 25 Mei yang dikoordinasikan
Bappeda Provinsi NTB ini diisi beberapa rangkaian kegiatan antara lain
penerimaan rombongan oleh Bupati Bantaeng Prof. Dr. H. Nurdin Abdullah
M.Agr Selasa (24/5) di Balla Lompoa Kabupaten Bantaeng.
Usai
penerimaan, Tim selanjutnya menuju Kantor Bupati Bantaeng untuk melakukan tatap
muka dan diskusi berkaitan dengan tata kelola pemerintahan, pelayanan
publik, dan strategi pengentasan kemiskinan yang telah berhasil di
direalisasikan kabupaten ini.
Wagub
Amin dalam pengantarnya menyampaikan, " Kabupaten Bantaeng dipilih
karena merupakan salah satu daerah yang cukup berhasil dalam meningkatkan taraf
ekonomi, pengentasan kemiskinan dan pelayanan publik, membawa kemajuan yang
cukup berarti bagi masyarakat".
Wagub
menambahkan, "meskipun NTB juga memiliki tingkat pertumbuhan yang relatif
tinggi seperti Bantaeng, tetapi pertemuan ini penting untuk berbagi
informasi yang berkaitan dengan strategi pengentasan kemiskinan".
Ungkapnya.
Berdasarkan
hasil diskusi dengan jajaran pemerintah Bantaeng yang berlangsung di ruang
pertemuan Bupati, Wagub mengatakan, "pelayanan publik, tingginya
partisipasi masyarakat dalam pembangunan serta integritas pemerintahan yang
sangat bagus di Kabupaten Bantaeng menjadi pelajaran penting bagi NTB".
Pada
kesempatan pertemuan dengan para Wakil Bupati, Kepala Bappeda dan SKPD terkait,
Bupati Bantaeng Prof. Dr. H. Nurdin Abdullah M.Agr dalam pemaparannya
mengatakan bahwa Kabupaten Bantaeng yang di juluki Buta Tuo Berkarya
(kota tua berkarya) seluas kurang lebih 395,83 km² atau 0,87 persen dari luas
wilayah Provinsi Sulawesi Selatan.
"Dari
aspek pemerintahan, Bantaeng terdiri dari 8 kecamatan, 46 desa dan 21 kelurahan
dengan jumlah penduduk 192 ribu jiwa. Keunggulan komparatif Kabupaten Bantaeng
antara lain berada di lereng Gunung Lompobattang, merupakan kota tua yang
berumur lebih dari 700 tahun serta kesuburan yang tinggi serta m budaya
pendidikan yang maju.
Dengan
luas wilayah yang relatif kecil tersebut maka strategi yang dikembangkan oleh
Kabupaten Bantaeng yang mayoritas penduduknya menggantungkan hidup pada sektor
pertanian antara lain adalah mengembangkan strategi pertanian dengan menjadikan
bantaeng sebagai kabupaten penghasil benih berkualitas yang berbasis teknologi.
Untuk
mendukung kebijakan ini, Nurdin menggandeng universitas terkemuka seperti
Unhas, Badan Pengkajian dan penerapan teknologi (BPPT) dan universitas
tempatnya menimba ilmu di Jepang.
Hasilnya,
kata Nurdin, Bantaeng mampu melesat menjadi Kabupaten yang menghasilkan
produksi benih 5 ton per hari, penerapan teknologi varietas padi legowo 21
dengan 82 hari panen, serta produksi sayur-sayuran berkualitas ekspor yang
disuplai ke Sulawesi Barat, Kalimantan serta beberapa wilayah lainnya".
Papar Kandidat kuat Gubernur Sulsel ini.
Sementara
itu, Wakil Bupati Bima Drs. Dahlan M. Noer di sela pertemuan mengatakan,
"salah satu kunci keberhasilan Kabupaten Bantaeng dalam pengentasan
kemiskinan adalah pada jaringan (networking) yang luas baik dengan Perguruan
tinggi terkemuka, lembaga riset dan negara maju seperti Jepang".
Aspek
lain dibalik keberhasilan Bupati Nurdin memimpin Bantaeng adalah diawali
perencanaan pembangunan yang sistematis, fokus pada persoalan respon yang cepat
terhadap kebutuhan publik". Urai Wabup Dahlan. HP Bima (Efan)
0 komentar:
Posting Komentar