KM
LENGGE,- Sebanyak 16 orang anggota Tim yang terdiri dari 9 orang
guru muda dari Gerakan Indonesia Mengajar (IM) Angkatan V dan pendamping
dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI diterima Wakil Bupati Bima
Drs. Dahlan M Noer di ruang kerja Wabup.
Pada
kesempatan tatap muka tersebut, Wabup Dahlan yang didampingi Asisten II Bidang
Perekonomian dan Pembangunan Setda Drs. H. Muzakkir M.Sc, dan Kepala Seksi
Kurikulum Dinas Dikpora Kabupaten Bima Fatahurahman, M.Pd mendengarkan
pemaparan para pengajar muda yang 1 tahun terakhir mengabdikan dirinya sebagai
tenaga pengajar di sejumlah sekolah terpencil pada 5 kecamatan yang ada di
Kabupaten Bima.
Ke 9
orang guru muda yang tergabung dalam IM ini mulai mengabdi sejak 16 Juni 2015
pada 5 Kecamatan yaitu Langgudu, Tambora, Sape, Lambu, dan Kecamatan
Parado. Wabup Dahlan dalam pengantarnya dihadapan Tim
IM memaparkan, faktor tenaga pendidik amat penting dalam membangun bidang
pendidikan. Bagaimana mendorong anak agar bisa bangun pagi-pagi, ingin
datang ke sekolah karena ada pembelajaran yang menarik". Kata Wabup.
Wabup
menambahkan, fakta di lapangan yang disampaikan pengajar muda harus dicarikan
solusinya. Karena itu, melalui Dinas Dikpora, akan terus dilakukan
pembinaan agar pendidikan lebih efektif". Terangnya.
Gerakan
positif dalam dunia pendidikan perlu ada yang memulai, seperti yang digagas
oleh Gerakan Indonesia Mengajar. Kemajuan akan dicapai bila ada budaya malu
yang ditanamkan pada sebagian sekolah. "Budaya tersebut antara lain
rendahnya disiplin dalam bekerja dan tidak melakukan tugas dengan baik".
Jelas Wabup.
Mega,
Hakim dan Fadli yang mewakili rekannya memaparkan suka dan duka selama berada
di tengah murid SD di beberapa desa terpencil . Mega mengatakan,
"berdasarkan pengamatan, akumulasi progres selama 5 tahun Gerakan IM
mengabdi di Kabupaten Bima terdapat banyak perubahan dan kebaikan yang
muncul. Ini diharapkan akan menjadi pijakan bagi pemangku kepentingan bidang
pendidikan di Kabupaten Bima.
Selama
berada di lokasi lanjut Mega, sejumlah perubahan tampak pada siswa, guru,
kepala sekolah dan masyarakat. Di tingkat siswa, mereka mempunyai
buku rahasia yang menceritakan tentang situasi sekolah dan adanya motivasi
belajar yang tinggi.
Sementara
pada tingkat guru , para guru honorer menjadi lebih rajin dan tulus dalam
proses belajar mengajar. Demikian halnya kepala sekolah menjadi lebih rajin dan
tetap berada dalam sekolah. Sementara itu di tingkat masyarakat muncul prakarsa
masyarakat untuk bersama-sama mendukung kegiatan belajar di luar sekolah dengan
menyediakan tempat belajar.
Guru
muda lainnya, Hakim memaparkan, "selama berada di Bima, mereka bersyukur
karena banyak perubahan positif yang muncul baik dalam bentuk inovasi,
peningkatan motivasi maupun tumbuh-kembangnya prakarsa masyarakat untuk
berpartisipasi lebih aktif dalam membangun dunia pendidikan di daerah
terpencil.
Kehadiran
IM dalam 5 tahun di Kabupaten Bima juga telah mendorong lahirnya kelas
inspirasi, Wahana Edukasi Bima, Ruang Berbagi Ilmu (RUBI), Gerakan Bima
Mengajar (GBM) dan Kelas Bermain Komunitas Mbojo (KBKM) yang seluruhnya tulus
mengajar dan merupakan relawan bidang pendidikan.
Namun
demikian Fadli menambahkan, tantangan yang harus dibenahi oleh pemerintah
daerah untuk meningkatkan kualitas pendidikan di daerah daerah terpencil
khususnya antara lain pada stakeholder pendidikan baik kepada kepala UPT
Dikpora maupun pengawas.
Pada
level guru, masih ada sekolah dengan guru yang minim kehadiran di kelas
karena kesibukan dalam mencari nafkah pertanian dan kelautan. Disamping, adanya
tantangan geografis karena sulitnya medan di tempuh menuju sekolah.
Di
tingkat guru yang masih dijumpai adanya kesewenangan guru yang tidak melakukan
proses kegiatan belajar mengajar dan melakukan pemukulan pada siswa. Sedangkan
pada tingkat kepala sekolah tantangan yang dibenahi adalah transparansi penggunaan
dana BOS dan masih kurang pedulinya kepala sekolah pada proses KBM . HP
Bima (Efan)
0 komentar:
Posting Komentar