KM LENGGE WAWO,- Sejumlah masyarakat kecamatan Wawo mulai
resah dengan berkurangnya debit mata air Oi Wobo yang digunakan oleh PDAM untuk distribusikan ke masyarakat di 5 desa yang berada di kecamatan Wawo.
Berkurangnya debit mata air ini sudah terjadi sejak tahun 2010 lalu walaupun
musim hujan juga tetap berkurang. Padahal keberadaan mata air oi wobo yang ada
sejak ratusan tahun yang lalu ini dipergunakan oleh PDAM Kabupaten Bima untuk
keperluan rumah tangga dan sebagian untuk kolam renang.
Dulu sebelum masuk PDAM sekitar tahun 1989, mata ai oi
wobo yang berada di area pasanggarahan Wawo yang sekarang dibawah naungan Dinas
Pariwisata Kabupaten Bima, sumber mata airnya ada sekitar 3 sampai 4 sumber
mata air. Di area pemandian pasanggarahan dulunya terdapat 4 kolam, 1 kolam
pemandian warga yang dibuat diluar pagar area Pasanggarahan dan memiliki mata
air sendiri yang cukup besar, 1 kolam yang dipergunakan untuk melepas ikan
dengan ukuran kurang lebih 8x16 Meter, kolam ini merupakan kolam inti terdapat
mata air utama yang menurut cerita bersumber dari Doro Diha (Pegunungan Maria)
dan disisi sebelah selatan kolam ditumbuhi pohon beringin yang cukup besar yang
berumur ratusan tahun dan telah roboh tahun 2012 lalu. Sedangkan 2 kolam
sebelah selatan kolam utama sumber mata air ini terdapat 2 kolam renang yang
dibuattahun 1936 saat penjajahan Belanda satu bangunan dengan 4 lokal tempat peristrahatan.
Pasanggahan Wawo sebenarnya merupakan area pariwisata
yang sangat bagus untuk alternatif berlibur di Kabpaten Bima dan Kota Bima,
karena saat ini hanya 2 kolam yang memiliki tempat pemandian dari mata air,
yaitu kolam renang di Madapangga dan Pasanggarahn Wawo. Tapi sayang tidak
dikelola dengan baik oleh Pemerintah Kabupaten Bima.
Menurut H. Abbas, sesepu masyarakat Wawo, dulu pada tahun
70an, 80an dan 90an, Pasanggrahan Wawo
kerang kali dikunjungi oleh Wisatawan Mancanegara dan ramai juga dikunjungi
oleh wisatawan lokal dan regional kabuapten Bima karena daerah Wawo merupakan
daerah puncak dan Dingin.
Keberadaan kolam utama sebagai mata air oi wobo sejak
masuknya PDAM dikelola dengan baik oleh pemerintah Kabupaten Bima bekerjasama
dengan pemerintah Australia, air lancar di5 desa karena air dipompa dengan
mesin pemompa air ke bak utama yang berada di bukit Tanda Ndeu sehingga ketika
bak penuh mesin pemompa air akan berhenti sendiri. Begitu seterusnya sehingga
air tersalur dengan baik ke masyarakat.
“Namun saat ini
distribusi air PDAM di 5 desa mulai macet hal ini sudah terjadi 4 sampai 5 tahun
yang lalu. Kondisi ini juga diperparah dengan musim kemarau yang berkepanjangan
dan banyak masyarakat yang menebang pohon yang berumur ratusan tahun di daerah
Doro Diha”, ujar H. Abbas.
Muhidin, kepala penjaga Pasanggrahan membenarkan apa yang
dikatakan H. Abbas, tata kelola PDAM yang tidak baik menimbulkan macetnya
distribusi air ke masyarakat. Mesin pemompa sekarang mengisap air tanpa henti,
sudah tidak mamakai bak penampung seperti dulu, sehingga air tersedot terus.
Disamping itu juga, kolam utama dulu setelah masuk dan
dikeloal oleh PDAM ditutup dengan batu oleh PDAM, kemudian tahun 2012 batu-batu
yang menutupi kolam utama ini sebagaian dibongkar dan digali oleh masyarakat
desa Maria dan Maria Utara.
Menurut Didi Darmadi, ketua Pemuda Desa Maria, batu yang
dimasukan untuk menutupi kolam utama ini menghambat mata air sehingga kami
bersama beberapa pemuda di Desa Maria dan Maria Utara beralternatif membongkar batu-batu yang dimasukan dikolam
utama.”Distribusi air PDAM sekarang macet, karena debit air berkurang dan kecil
sehingga kami bongkar batu yang menutupi kolam mata air utama”, ujar Didi.
Didi dan sebgaian masyarakat kecamatan Wawo, berharap pemerintah Kabupaten Bima dan Kecamatan
wawo dan bersama dengan pemerintah Desa jangan berdiam diri segera mencari
solusi dengan keadaan berkurangnya debit mata air Oi Wobo ini. Wawo terkenal
karena Pasanggarahan yang didalamnya ada mata air pegunungan yang dingin dan
sejut sebagai aset Wisata. (Efan)
0 komentar:
Posting Komentar