KM LENGGE WAWO,-
Nasib apes dialami Nasrudin (32), warga RT.12
Desa Maria Kecamatan Wawo, pasalnya, selama sepuluh bulan terakhir tepatnya
mulai Desember 2013 lalu hingga saat ini, dia sama sekali tidak bisa berdiri
apalagi berjalan layaknya manusia normal lantaran mengalami sakit lumpuh akibat
digilas pohon besar di perkebunan jagung miliknya yang berlokasi di Desa Mama
Kecamatan Empang Kabupaten Sumbawa Besar.
Saat ditemui di kediamannya sambil mengiris kesakitan, korban Nasrudin
didampingi istri tercintanya, Ramlah menceritakan kronologis kejadian yang
menimpanya. Pada akhir tahun 2013 lalu,
tepatnya 10 Desember 2013, dirinya memotong sebuah pohon besar setinggi 4 Cm di
lokasi perkebunan jagungnya dengan menggunakan mesin pemotong kayu (Sensor),
namun apes, pohon yang tumbang hasil olahan mesin sensornya tiba-tiba terkena
tubuh bagian belakangnya (Punggung).
Setelah dihantam pohon jenis rimba campuran
tersebut dirinya langsung terkapar dan tidak sadarkan diri, anehnya, pasca
kejadian itu tidak ada sama sekali bekas goresan luka dibagian punggungnya,
barulah sekitar satu jam kemudian ia merasakan sakit dan rasa nyeri yang sangat
parah dibagian punggung dan perutnya.
Nasrudin menuturkan, sejak musibah yang
menimpanya tersebut hingga saat, dirinya tidak bisa lagi berdiri tegak dan
jalan seperti manusia normal lainya. Yang bisa ia lakukan hanyalah berbaring
dan tidur terus di kediamannya sehari semalam, karena kedua kaki dan lulutnya
tidak kuat lagi untuk berdiri apalagi berjalan sebagiamana biasanya, bahkan buang
air pun terpaksa dilakukan ditempat pembaringannya. Untuk menyebuhkan rasa
sakitnya yang sudah berjalan sepuluh bulan itu lanjut Nasar, ia sebenanya
mengaku telah melakukan pemeriksaan secara medis ke pihak rumah sakit, hasil
diagnosa dokter menunjukan bahwa dirinya divonis mengalami terjepit saraf,
sehingga segala usaha daya dan upaya sudah ditempuhnya demi menyebuhkan
penyakit yang dideritanya, termasuk dengan berbagai jenis obat
tradisional.
Nasrudin menambahkan, satu-satunya cara untuk
menyebuhkan penyakitnya itu, sebenarnya harus rutin ke rumah sakit atapun
dokter praktek di Kota Bima dan mungkin harus dilakukan operasi. Namunya apalah
daya, keinginannya tersebut terbentur dengan masalah biaya, karena jangankan
untuk operasi, untuk biaya makan minum sehari hari bersama istri dan anaknya
sangat tidak mencukupi, lantaran dalam sepuluh bulan terakhir ia tidak bisa
mencari nafkah untuk istri dan anaknya akibat sakit lumpuh yang dideritanya.
Saat ini Nasrudin
sangat mengharapkan bantuan dari pemerintrah daerah
Kabupaten Bima, terutama untuk biaya pengobatan dan operasi penyakit yang telah
dirasakannya selama sepuluh bulan tersebut. “Saya akui, selama ini bapak Bupati
Bima, Drs. H. Syafrudin HM. Nur, M.Pd, sangat peduli dengan nasib dan penderitaan
yang dialami rakyatnya. Untuk itu, saya sangat memohon kepada bapak Bupati dan
seluruh jajarannya dilingkup Pemkab Bima, agar mau memberikan bantuan untuk
biaya pengobatan dan operasi penyakit yang sudah saya alami sepuluh bulan ini.
Seluruh keluarga saya, termasuk bapak camat Wawo sudah memberikan bantuan pada
kami, sehingga tidak ada lagi tempat lain bagi kami untuk meminta bantuan
selain dari bapak Bupati Bima,” pinta Nasrudin sambil meneteskan air matanya. (YAR)
0 komentar:
Posting Komentar