KM LENGGE WAWO,- Tim
Lomba Desa tingkat Kabupaten Bima tahun 2015 hari ke Enam menilai Duta lomba
desa asal kecamatan Lambitu yaitu desa Sambori. Sebanyak 14 orang perwakilan
dinas terkait yang tergabung dalam tim juri lomba desa, P2WKSS dan Posyandu disambut
meriah oleh Camat Lambitu, Kepala Desa dan ratusan masyarakat di Kecamatan
Lambitu.
Camat Lambitu,
Kurniawan, S. Sos, dalam sambutannya, mengucapan terimaksih dan semoga kerasan
mengunjungi Desa Sambori kecamatan Lambitu yang berada di puncak Bima.
Diakui Kurniawan, desa Sambori dengan segala fasilitas yang minim, tentu
masih terdapat kekurangan baik dalam menata lingkungan maupun kelengkapan
administrasi. Untuk itu, dirinya mengharapkan kepada tim juri agar membimbing
aparat desa maupun warga Sambori dalam menata lingkungan dan melengkapi
data.
Pada kesempatan lomba
desa ini, Kurniawan mengungkapan keinginannya untuk mengembalikan ikon desa
Sambori sebagai desa budaya yang pernah melekat pada beberapa tahun sebelumnya.
"Sangat disayangkan potensi pariwisata budaya dan pariwisata alam yang
pernah dimiliki desa Sambori kini telah hilang, padahal potensi ini sangat
mendukung ekonomi warga". Ungkap Camat.
Melalui lomba desa ini,
kami selaku pemerintah kecamatan bersama warga berkomitmen mengembalikan ikon
desa Sambori sebagai desa budaya dengan cara membangun kembali situs "uma
lengge" dan memelihara situs-situs lainnya termasuk menjaga kelestarian
hutan agar tetap sejuk.
Mendukung keinginan
Camat untuk mengembalikan ikon budaya, Kepala Desa Sambori Muhtar, SE
bersama tokoh masyarakat mulai giat mencari keberadaan situs-situs lainnya
maupun objek pariwisata seperti air terjun yang ada di desa. Selain itu, dengan
memanfaatkan budaya gotong royong, bersama warga dan aparat desa tengah
dibangun kembali situs yang pernah hilang.
Selanjutnya, Muhtar memaparkan minat pendidikan warga Sambori meningkat setiap tahunnya. Hal ini dilihat dari siswa yang tamat SLTP pada tahun 2013 hanya 364 meningkat 372 tahun 2014, D3-S1 sebanyak 51 orang pada tahun 2013 menjadi 58 orang tahun 2014.
Pada bidang ksehatan
masyarakat, sarana kesehatan seperti Posyandu, Pustu dan Poskesdes telah
tersedia dan poyandu rutin dilaksanakan setiap bulan. Masyarakat yang sebelumnya
melahirkan di dukun sekarang sudah melahirkan di Poskesdes.
Pada bidang ekonomi
masyarakat, tingkat kesejahteraan masyarakat mengalami kenaikan, hal ini
dilihat dari penghasilan per tahun. Pada tahun 2013 hasil pertanian mencapai
Rp. 2,4 juta meningkat menjadi Rp. 2,6 juta tahun 2014. Ini merupakan suatu
bukti pemerintah mengajak masyarakat memanfaatkan teknologi pertanian dan
penggunaan bibit unggul.
Bidang partisipasi
masyarakat, partipasi masyarakat Sambori terhadap pembangunan cukup tinggi. Hal
ini dilihat dari tingginya ketelibatan masyarakat dalam hal gotong royong,
seperti pmberihan jalan, kuburan, dan pembukaan jalan ekonomi.
Sementara itu, Wakil
Ketua Tim penilai Drs. Gunawan menjelaskan perlombaan desa dilaksanakan secara
berjenjang mulai dari tingkat kecamatan, Kabupaten, Provinsi dan tingkat
nasional. Gunawan juga
menambhagkan, indikator penilaian lomba
sesuai Permendagri nomor 13 tahun 2007 terdiri dari 8 bidang penilaian
diantaranya : pendidikan, kesehatan masyarakat, ekonomi masyarakat,keamanan dan
ketertiban masyarakat, partisipasi masyarakat, peemrintah desa, lembaga
kemasyarakatan desa dan pemberdayaan dan kesejahteraan keluarga dengan 44
indikator dan 137 sub indikator. HP BIMA (Efan)
0 komentar:
Posting Komentar