KM LENGGE WAWO,- Musim tanam tahun 2014-2015 ini, Petani di Kecamatan Wawo meradang, pasalnya
hasil panen padi di sawah maupun di ladang tidak sesuai dengan harapan mereka. Hasil
pertanian petani di Kecamatan Wawo khususnya padi diserang hama saat berbulir sehingga sekitar 50 persen tanaman
padi yang berbulir terkena hama penggerek batang leher.
Hal ini dikeluhkan oleh
sejumlah petani di Kecamatan Wawo, Abdullah warga RT 12 Rw 4 Desa Raba
kecamatan Wawo mengaku, dibanding dengan hasil panen sebelumnya hasil panen padi
sawah tahun 2015 ini sangat jauh dari harapan kami.
“Sawah saya luasnya sekitar
30 are dengan hasil 40 hingga 42 karung, namun hasil panen sekarang hanya
kurang lebih 16 hingga 18 karung aja, itupun gabah yang belum di jemur, nanti
kalau sudah kering paling sekitar 5 atau 6 karung aja hasilnya,” ungkap Abdullah.
Abdullah menambahkan, “pemberian
pupuk, kecukupan air dan pemeliharaan
yang rutin dari gulma dan tumbuhan penggangu padi sepertinya terpenuhi semua,
namun hasilnya tetap mengecewakan, buliran padi banyak yang tidak berisi tapi
tidak ada tanda-tanda diserang ulat,”ujarnya.
Warga Desa Ntori, Sudirman
juga mengalami hal yang sama, luas lahan tanah ladang yang ditanami padi
sekitar 1 hektar di So Pajuri Desa Maria Utara. “Saya sudah melakukan system tanam
yang di anjurkan, pupuk, dan airpun lancar namun hasil panen tidak seperti yang
diharapkan. Sudirman biasa menghasilakn 80 karung dari ladannya namun tahun
2015 hanya 30 karung gabah,”kata Sudirman
Senada dengan Abdul Haris
warga Desa Kambilo, ia mengaku bahwa padi nya diserang ulat semacam hama. “ulat-ulat
ini memakan tangkai padih sehingga jatuh ke tanah,”kata Haris. Padahal seminggu
sbelum panen padinya terlihat baik-baik saja, namun pas panen terlihat ulat-ult
menyerang padi.
Nujlah, warga Desa Maria
juga mengeluh dengan kondisi hasil produksi padi saat ini, “Semua padi di
sekitar So Mangge Kanda 40-hingga 50 porsen terkena ulat atau hama sehungga
hasil panen padi saya 15 karung sekarang hanya 4 sampi 5 karun saja,” ujar Nujlah.
Kondisi tanaman yang
paling parah di Desa Maria adalah di So Wadu Lingga, So Maria, So Piri Peto,
dan lainnya. Namun, tanaman yang lebih dahulu panen kondisinya lebih baik
dibandingkan yang terlambat menanam dan terlambat juga memanen.
Kepala Desa Maria, Nurdin
HM Saleh, ditemuai di kantor Desa Maria mengaku dan membenarkan sejumlah lokasi
terserang hama penggerek batang leher. Bahkan, tanaman yang terserang hama itu
ada yang lebih parah hingga 60 porsen kegagalan tumbuhnya.
Akibat dari ini, kerugian petani karena musim tanam di Kecamatan Wawo
umumnya dan khusus Desa Maria hanya sekali dalam setahun atau istilah lahan
tadah hujan. Kondisi itu menyebabkan akan banyak warga yang kekurangan pangan
dalam jangka waktu lama sekitar enam hingga tujuh bulan.
“Kami akan laporkan secara khusus kepada Pemerintah
Kabupaten Bima berkaitan dengan masalah yang di hadapi petani di Desa Maria,”
ujarnya Nurdin.
Walaupun tahun ini petani
merasa rugi de ngan hasil yang didapat, namun mereka tetap bersyukur, “ini
mungkin ujian dari Allah SWT, jadi tetap kita syukuri, semoga musim tanam tahun
depan hasilnya lebih baik disbanding tahun ini,”ungkap mereka. (Efan)
0 komentar:
Posting Komentar