KM LENGGE WAWO,- Sekolah Dasar Negeri (SDN) 3 Maria Kecamatan Wawo kembali
dikunjungi dalam rangka Sosialisasi yang bertajuk siswa sebagai agen perubahan
pola hidup bersih dan sehat (PHBS) pada Sanitasi berbasis sekolah.
Sekolah
Dasar Negeri (SDN) 03 Maria Kecamatan Wawo, merupakan salahsatu sekolah contoh
di Provinsi NTB sebagai bagian dari kerjasama pihak Kedutaan Besar Kerajaan
Belanda dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bima.
Hadir
dalam kegiatan sosialisasi tersebut, Koordinar fasilitator Wold Sanitation
Program (WSP), Mahman, Wahidah (fasilitator), Arif Budiwibowo, dan Kasi Pembangunan
JPKM dan UK Dinas Kesehatan Kabupaten Bima, A Haris Muslim, dan didampingi Kepala
SDN 3 Maria, ST Julhijah, S.Pd, beserta guru dan siswa.
Kepala
SDN 3 Maria dalam sambutanya mengatakan sejak mengikuti Lomba Sekolah Sehat mewakili
Kabupaten Bima di tingkat Propinsi NTB tahun 2014 yang lalu, Dia mengaku, kegiatan
sanitasi di sekolah tetap terjaga dengan baik. Siswa secara mandiri sudah
terbiasa dengan kebiasaan menjaga pola hidup bersih dan sehat. Untuk tetap
menjaga kebiasaan disekolah, sekolah bersama dengan masyarakat telah menyiapkan
fasilitas lingkungan yang baik baik itu tempat sampah, tempat cuci tangan dan
keasrian lingkungan.
Dia
berharap dengan sosialisasi sanitasi berbasis sekolah ini siswa semakin
dicerdaskan untuk memahami dan mengamalkan betapa pentingnya PHBS itu. Harapnya
mereka mampu menjadi agen perubahan bagi
lingkungan keluarganya dan masyarakat secara keseluruhan di sekitar lingkungan
SDN 3 Maria.
“Kami
bersyukur SDN 3 Maria terpilih menjadi sekolah contoh Pola Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS) di Kecamatan Wawo khususnya dan Kabupaten Bima umumnya, dan mampu
menginspirasi sekolah lain untuk mengikuti sekolah SDN 3 Maria,” ujar Zulhijah.
Koordinator
Fasilitator WSP, Mahman dan Kasi Pembangunan JPKM dan UK Dikes Kabupaten Bima,
A Haris Muslim. Program sanitasi berbasis sekolah itu penting agar siswa
memiliki pemahaman mengenai pentingnya PHBS baik yang berkaitan dengan
lingkungan maupun pentingnya sarana dan prasarana sanitasi yang baik.
Anak-anak
dengan orang tua berbeda, oleh sebab itu kita didik mereka ini supaya menjadi
terbiasa dengan PHBS sejak usia dini, karena kalau sejak kecil terbiasa maka
sampai tua akan membawa kebiasaan baik ini.
“Kalau
kita mendidik orang tua cepat lupa. Hari ini diajarkan besok sudah lupa, tetapi
kalau anak-anak yang kita ajarkan dan memraktikan PHBS itu, maka mereka bukan
saja akan menerapkan di sekolah, tetapi juga di rumah masing-masing,” ujar Kasi
Pembangunan JPKM dan UK Dikes Kabupaten Bima, A Haris Muslim, “tutur Haris. (Efan)
SDN 3 Maria bisa menjadi sekolah sehat di Kabupaten Bima, karena beberapa fasilitas kearah itu sudah tersedia atas bantuan Kedutaan Kerajaan Belanda antara lain Wastafel tempat cuci tangan 3 unit dan double 1 unit, pompa air bersih lengkap dengan perpipaan untuk supply air ke tandon air dan tempat cuci tangan, menara rangka besi 4.5 m dengan kapasitas 1.100 liter, tongsampah pilah 3 unit, komposter dengan kapasitas 120 liter 2 unit, sabun cair cuci tangan 20 liter, rehab WC murid.. Tinggal beberapa fasilitas lagi yang belum dipenuhi antara lain Kantin sehat, WC siswa yang belum memenuhi rasio, ruang kepala sekolah yang masih gabung dengan ruang guru. Infrastruktur tersebut bisa dipenuhi oleh Pemda dalam hal ini SKPD terkait.
BalasHapusAda kekeliruan Redaksi. Tertulis Koordinator Fasilitator WSP, yang sebenarnya Koordinator Fasilitator Kampanye Publik Sanitasi Sekolah dari Kedutaan Belanda Kerjasama Y-Consutlancy dengan STIKES YAHYA Bima dan Pemda Bima. Demikian koreksi dan terima kasih.
BalasHapusBravo KM LENGGE kembangkan terus berita-berita pembangunan termasuk dunia pendidikan.