KM LENGGE WAWO,- Kenaikan harga
Bahan Bakar Minyak (BBM) pada Tanggal 28 Maret 2015 yang lalu memicu dampak
kenaikan harga barang, tidak terkecuali harga bahan untuk kebutuhan dapur Ibu Rumah
Tangga, seperti tomat, cabe, maupun sayuran lainnya, di pasar Desa di kecamatan
Wawo.
Sejumlah Ibu-Ibu rumah tangga yang ada dikecamatan Wawo yang belanja di sejumlah Pasar Desa mengeluhkan naiknya sejumlah harga di pasar. Kenaikan harga bumbu-bumbu dapur, seperti sayur mayur, cabe, bawangpu ikut naik.
Masyarakat kelas bawah seperti penjual dipasar
ketika mendengar kabar atau melihat informasi di media televisi tentang kenaikan
harga BBM atau kenaikan gaji Pegawai Negeri Sipil (PNS), besoknya pedagang,
penjual tradisional di pasar-pasar desa ataupun pasar tradional lainnya akan
menaikan harga barang dagangannta tanpa mengikuti instruksi dari pemerintah
untuk menaikan harga.
Kenaikan harga barang seperti tomat, cabe bawang
atau barang lainnya yang biasanya dihasilkan dari kebun sendiri oleh para
pedagang yang merangkap petani atau di dapatkan sendiri seperti ikan laut oleh
nelayan, biaasanya ketika dijual dipasar ketika diumukan oleh pemerintah
kenaikan BBM atau gaji PNS biasanya harga dipasar tradisional keesokan harinya
akan naik.
Pantauan kampung-media.com, Sabtu pagi (15/11)
persediaan barang masik tersedia stoknya di pasar, belum ada barang-barang dan
bahan dapur yang sulit untuk di didapati. Dipasar desa Maria misalnya,
tampak aktifitas ibu-ibu rumahtangga yang belanja dan para penjual yang
menjajakan barang dagangannya berjalan normal dan seperti aktifitas biasanya
seperti hari-hari sebelum informasi kenaikan harga BBM bersubsidi oleh
pemerintah.
Saat memantau keadaan di Pasar Desa Maria, KM
Lengge mewawancarai sejumlah ibu rumah tangga, Nining misalnya, Ibu URT warga
desa Maria ini mengaku sejumlah barang 2 hari terahir mengalami kenaikan harga.
Seperti cabe, tomat, dan ikan laut yang di jejer di pasar ikut naik.
“Harga di pasar semuanya naik, termasuk ikan,
sayur-sayuran juga, biasanya pedagang di pasar di desa ada yang dijual per kg
ada juga yang dijual perbiji atau takaran mereka, karena sepertinya ibu-ibu
penjual membeli langsung di pasar utama di Kota Bima atau langsung mengambil di
kebun pedagang utama di Wawo”, Kata Oda.
Hal yang sama dikeluhkan oleh 2 ibu URT di atas, Syamsia
warga desa Ntori mengelauhkan kenaikan harga sayur mayor maupun sejumlah bahan
dapur dipasar desa di kecamatan Wawo.”Seharusnya pemerintah jangan menaikan
harga BBM atau jangan di wacanakan dulu, sebab belum diumumkan oleh pemerintah
sejumlah harga di pasar naik, apalagi sudah diumumkan resmi oleh
pemerintah pasti harga serentak naik”, ujar Hadijah.
Mereka berharap pemerintah mengkaji dengan benar
kenaikan harga BBM karena mengakibatkan sejumlah sembako naik juga, kita ibu
rumah tangga jadi jadi imbasnya karena sejumlah kebutuhan pokok lainnya
harganya naik. (Efan)
0 komentar:
Posting Komentar